BUNGOPOS.COM - Ada satu kue yang selalu menjadi incaran masyarakat, baik warga muslim maupun non-Muslim di Kota Ambon. Namanya kue yahudi yang favorit di Desa Batumerah. Kue ini sudah ada sejak 1985 dan dipopulerkan oleh keluarga Cokro, yang bermukim di Batumerah.
Dari beberapa literasi yang ada, kue ini merupakan menu warisan dari Ibu Nur Bargeis yang memiliki darah keturunan Ambon-Arab. Keluarga pembuatnya tidak pernah tahu mengapa kue buatan mereka dinamai sebagai kue yahudi.
Bentuk kuenya biasa saja, mirip kue tart atau kue bolu. Warnanya pun kuning pucat berpadu dengan cokelat, sepintas mirip kue brudel dari Manado. Bahan baku pembuatan kue yahudi juga tidak jauh berbeda dengan kue-kue lainnya. Ada terigu, telur, mentega, gula, vanila, dan cokelat bubuk. Pembedanya adalah terdapat pada kapulaga dan waktu pembuatannya yang bisa mencapai dua hari.
Kapulaga atau gardamu merupakan salah satu rempah paling populer di Maluku, selain buah pala. Berasal dari keluarga jahe-jahean (Zingiberaceae), terdapat dua jenis kapulaga yang tumbuh di Indonesia, yaitu kapulaga Jawa (Amomum cardamomum) dan kapulaga seberang atau kapulaga India (Elettaria cardamomum).
Rempah yang satu ini mengandung banyak mineral seperti mangan, kalsium, dan kalium. Kapulaga mengandung asiri dengan komponen utama sineol yang berkhasiat sebagai antidepresan atau penurun tekanan darah dan sebagai antiinflamasi atau penawar radang. Penyakit halitosis atau bau mulut karena radang akibat gigi berlubang juga dapat diobati dengan kapulaga.
Rempah-rempah menjadi alasan utama bangsa-bangsa Eropa untuk memasuki Nusantara. Mereka rela menempuh perjalanan laut berbulan-bulan melintasi ombak ganas samudra demi mendapatkan komoditas berharga kepulauan Nusantara, terutama dari Maluku. Mereka membeli rempah sebagai bahan baku pembuatan obat dan makanan serta kosmetik.
Pada pembuatan kue yahudi ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah menumbuk kapulaga hingga halus seperti tepung supaya bisa tercampur merata di dalam adonan kue. Selain itu kapulaga berbentuk tepung ini berguna agar meresap dan menebarkan aroma khas pada setiap potongan kue yahudi. Kapulaga yang digunakan jenis seberang karena ukurannya lebih besar dan aromanya jauh lebih kuat dari kapulaga Jawa.
Berbeda dengan adonan kue tart atau kue bolu, kue yahudi punya dua adonan, yaitu adonan utama dan adonan pendamping. Pada adonan utama atau babon, bahan bakunya terdiri dari tepung terigu, susu krim, mentega, telur, dan gula. Kemudian dimasak bersama air matang di atas api kecil. Setelah itu adonan kemudian diinapkan selama semalam supaya makin kalis, yaitu tahapan saat adonan sudah diuleni dengan baik.
Kemudian untuk adonan kedua dibuat dari bahan baku telur, susu krim, gula, dan tepung terigu. Setelah adonan kedua terbentuk sempurna, campurkan adonan pertama yang telah diinapkan dan diaduk. Perlahan, masukkan tepung kapulaga hingga tercampur rata di dalam kedua adonan yang sedang diaduk. Setelah semua bahan tercampur sempurna, siapkan loyang yang telah dilumuri mentega pada tepiannya dan masukkan adonan, lalu panggang di dalam oven dengan api kecil hingga matang.
Saat ini, kue yahudi telah diinovasi dengan pewarna alami daun suji agar tidak monoton kuning dan cokelat saja tetapi juga ada tambahan warna hijau. Kue yahudi dengan aroma kapulaga yang nikmat dengan rasa manis serta tekstur lembut seperti puding dan legit juga bisa dinikmati di dalam loyang kecil yang dapat disantap oleh satu orang saja. (***)