HUT RI ; Puncak peringatan hari Kemerdekaan RI ditandai dengan upacara bendera setiap tanggal 17 Agustus.

Wow! Dalamnya Filosofi Tanggal 17-8-1945, Begini Kata Almarhum KH Maimoen Zubair

JAMBI, bungopos.com - Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan hari kemerdekaan republik Indonesia. Naskah proklamasinya langsung dibacakan oleh Ir Soekarno dan Drs Moh Hatta. Mereka berdua juga langsung dinobatkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pertama.  Dipilihnya tanggal tersebut sebagai hari kemerdekaan republik Indonesia ternyata filosofinya cukup dalam. Suatu ketika saat mengisi pengajian di Desa Gandrirojo, Sedan, Rembang, Jateng, almarhum KH Maimoen Zubair menerangkan makna tanggal tersebut seperti yang dikutip dari website resmi NU. Menurut almarhum kiyai, bangsa Indonesia adalah benar-benar bangsa yang terpilih. Tidak ada di permukaan bumi orang Islam terbanyak seperti Indonesia. Sampai Allah memperingatkan kemerdekaan Indonesia dengan angka 17, 8, dan 45.  

BACA JUGA: Beginilah Suasana Peringatan Detik-dekit Proklamasi di Lapangan Gubernur Jambi

"Ini angka sembahyang, sembahyang angka yang harus diketahui yaitu tujuh belas, delapan, dan empat lima. Kalau tidak tahu ini tidak sah shalatnya," terangnya.   Ia juga mengatakan,  lambang garuda pancasila terdapat dua sayap dengan jumlah bulu 17 di kanan, dan 17 disebelah kiri. Ia menjelaskan lambang angka 17 ini merupakan jumlah rukunnya shalat. akni, niat, takbiratul ihram, berdiri, membaca al-fatihah, rukuk, thumakninah dalam rukuk, iktidal (berdiri bangun dari rukuk), thumakninah dalam iktidal, sujud dua kali, thumakninah dalam sujud, duduk diantara dua sujud, thunakninah dalam duduk diantara dua sujud, membaca tasyahud akhir.   "Kemudian duduk (ketika membaca) tasyahud akhir, membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dalam duduk tasyahud akhir, (membaca) salam, tertib (mengerjakan secara berurutan)," tambah almarhum.

BACA JUGA: Ternyata Tak Hanya Pejuang yang Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Jambi, Siapakah Selain Itu ?


Sedangkan angka delapan, katanya, sebagai lambang tertolaknya neraka dan sebabnya masuk surga. Dimana ada tujuh anggota sujud, meliputi, jidat, kedua tangan, kedua lutut, dan kedua kaki. "Tujuh ini sebagai penolak neraka, karena pintu neraka ada tujuh," ujarnya.   "Ditambah satu lagi, jika kita ingin masuk surga harus ingat sama Allah yang satu. Jadi jumlahnya genap delapan, karena delapan ini merupakan jumlah pintu surga," terangnya.   Terakhir ia menjelaskan tentang angka empat lima, bahwa setiap orang Islam harus membaca syahadat empat kali, dan lima kali. Malam empat kali, Maghrib dan Isya. Sedangkan siang hari lima kali, Subuh, Dzuhur, dan Ashar. "Jadi ini menunjukkan bahwa negara Islam itu tidak ada, yang ada adalah negara mayoritas Islam, yakni Indonesia," tutupnya. (***)

Editor: Arya Abisatya
Sumber: https://www.nu.or.id