JAMBI, bungopos.com - Merokok ternyata bukan hanya membahayakan kesehatan. Tetapi juga menggerus pendapatan masyarakat. Dari 65% perokok menggunakan 10-20% dari pendapatannya untuk membeli rokok. Dan anehnya, meski terjadi kenaikan cukai tembakau, 70,8% perokok merasa bahwa harga rokok masih terjangkau. Hanya 50% nya menyatakan bahwa kenaikan harga rokok cukup mempengaruhi konsumsi. Hal ini disampaikan oleh peneliti Universitas Jambi Dr. Ummi Kalsum, SKM., MKM., dalam konferensi pers baru-baru ini.
Diterangkannya, dari data yang diperoleh, 59,3% perokok pernah berhenti merokok, dan 35,4% pernah mencoba upaya berhenti merokok.
''Dari yang berhenti, 65,9% beralih ke permen, dan 8,9% mengikuti terapi berhenti di fasilitas kesehatan. Alasan utama perokok berhenti adalah kesadaran diri (28,2%), diikuti alasan kesehatan (12,9%) dan komitmen (7,1%). Sementara itu, pergaulan menjadi alasan utama bagi mereka yang masih merokok,'' tuturnya. (***)