JAKARTA, bungopos.com - Kinerja industri pengelahan masih tetap menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional. Kontribusi sektor itu mencapai 19,28 persen sepanjang triwulan pertama 2024 dibandingkan periode yang sama 2023 yang hanya mencapai 18,57 persen secara year on year (yoy).
Bila dilihat dari seluruh potret industri pengolahan, dua sub sektor indutri pengolahan, masing-masing industri kulit, barang dari Kulit, dan alas kaki serta industri tekstil dan pakaian Jadi tumbuh positif pada triwulan pertama 2024.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, kedua sub sektor itu berkontribusi terhadap pertumbuhan masing-masing 5,90 persen (yoy) dan 2,64 persen (yoy) pada periode tersebut.
Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki (ITKAK) Kementerian PerindustrianAdie Rochmanto Pandiangan di Jakarta, Selasa (14/5/2024), memberi komentar terhadap kinerja kedua industri tersebut.
“Hal ini menyiratkan bahwa industri pengolahan masih menjadi mesin penggerak utama perekonomian Indonesia,” ujarnya.
Pertumbuhan positif industri tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki disebabkan oleh permintaan luar negeri dan domestik yang masih kuat. Pada triwulan I-2024, permintaan luar negeri untuk produk-produk tersebut mengalami peningkatan volume, yaitu sebesar 7,34 persen (yoy) untuk produk tekstil, 3,08 persen (yoy) untuk pakaian jadi, dan sebesar 12,56 persen (yoy) untuk alas kaki.
Selain pesanan ekspor, stabilitas konsumsi rumah tangga domestik juga membantu mendorong pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi, serta industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, seiring dengan pelaksanaan Pemilu 2024, hari libur nasional, cuti bersama, serta momen Lebaran.
Pertumbuhan tersebut juga sejalan dengan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang terus mengalami kenaikan. Khusus untuk industri tekstil, pada April 2024 terjadi peningkatan hingga mencapai posisi ekspansi, pertama kali sejak IKI dirilis pada November 2022. (***)