MEROKOK : Penyebab kanker yang paling mematikan

Waspada ! Penderita Kanker Penis Melesat, Ratusan Ribu Penis Pria di Dunia di Amputasi

JAMBI, bungopos.com - Para pria mulai saat ini harus hati-hati. Pasalnya, jumlah penderita kanker penis di dunia semakin melesat. Seperti yang direlease jurnal JMIR Public Health and Surveillance dengan survei melibatkan data terbaru dari 43 negara menyebutkan, jumlah kasus kanker penis tertinggi pada periode 2008-2012 ada di Uganda (2,2 kasus per 100,000 pria), disusul Brasil (2,1 kasus per 100.000 pria) dan Thailand (0,1 per 100.000 pria). Merujuk laporan mereka, kasus kanker penis di Inggris meningkat dari 1,1 menjadi 1,3 per 100.000 pria pada periode 1979-2009, sementara kasus di Jerman naik 50% dari 1,2 menjadi 1,8 per 100.000 pria pada periode 1961-2012.

Global Cancer Registries sendiri memperkirakan, kasus kanker penis global akan meningkat lebih dari 77% hingga 2050. Mengutip laporan bbc Indonesia, di Negara Brazil Pada periode 2012-2022,  mencatat laporan 21.000 kasus kanker penis, dengan angka kematian mencapai 4.000. Selama satu dekade terakhir, telah dilakukan lebih dari 6.500 amputasi, atau rata-rata satu amputasi tiap dua hari.

Seperti diketahui, gejala kanker penis biasanya termasuk munculnya benjolan di penis yang tidak kunjung sembuh dan bau yang tak sedap.

Bila kanker penis terdeteksi sejak dini, kemungkinan besar ia bisa sembuh melalui operasi pengangkatan lesi – jaringan kulit tak normal, radioterapi, dan kemoterapi.

Namun, bila tidak ditangani, penderita bisa jadi harus menjalani amputasi penis sebagian atau total, serta amputasi organ genital lain seperti testikel.

Apa penyebab kanker penis?

Menurut para pakar, ada beberapa faktor risiko yang terkait kanker penis, termasuk fimosis – kondisi medis saat kulup melekat erat pada kepala penis – dan merokok.

Mauricio Dener Cordeiro dari Persatuan Urologi Brasil (SBU) mengatakan faktor kebersihan juga dapat berkontribusi menyebabkan kanker penis.

"Ketika seorang pria tidak membuka kepala penisnya dan tidak membersihkan kulupnya dengan benar, akan terjadi sekresi [pengeluaran lendir] yang menumpuk," katanya seperti yang diberitakan bbc Indonesia. (***)

Editor: Arya Abisatya
Sumber: https://www.bbc.com/indonesia