Navarin Karim

Pergeseran Atau Modikasi Gaya Komandan (Tinjauan Gaya Kerja Presiden Prabowo)

Posted on 2025-04-24 22:45:38 dibaca 398 kali

 

Oleh :  Navarin Karim

KRITERIA gaya kerja komandan yang dikenal dikalangan akademisi menyeroti aspek kemampuan memimpin, mengambil keputusan tepat, berkomunikasi jelas, tegas, menginspirasi tim, kesatuan komando/perintah, superioritas dan melindungi bawahan. Coba kita identifikasi dengan kondisi kekinian/kontemporer, jika dilihat dari fenomena yang terjadi akhir-akhir ini.

Sebagian besar jika disimak secara seksama dapat menimbulkan polemik yang dapat menimbulkan diskusi hangat dan dapat pula menimbulkan debat kusir. Mudah-mudahan ada ujungnya (omeganya). Mari kita bahas satu persatu item diatas.

(1) Kemampuan memimpin yang dimaksud adalah kemampuan mempengaruhi. Gaya komandan ini khas ditemukan di militer. Seseorang menjadi perwira melalui pengkaderan yang jelas dan disiplin yang ketat. Pengalaman gembelengan dan praktek promosi berjenjang menambah vitaminkemampuan menggunakan seni managerial skill bagi top manager (pimpinanpuncak) dalam melaksanakan fungsinya. Pola kesatuan komando memperkuatkemampuan mempengaruhi prajurit. Jika sudah pernah menjadi perwira, untuk memegang jabatan politik tentu menjadi mudah. Bukankah substansikepemimpinan adalah “kemampuan mempengaruhi bawahan” agar mengikuti keinginan yang diperintah.

(2) Kemampuan mengambil keputusan. Ditempa pengalaman jabatan politik dan di pemerintahan, membuat beliau dapat membuat keputusan-keputusan cepat, walau kadang tanpa didampingi para Menteri terkait.. Liat saja Prabowo wawancara dengan tujuh jurnalis pimpinan Media dari tujuh group berbeda (7 April 2025). Begitu lugas dan dan optimis tergambar dalam menghadapi kebijakan pajak Ekspor dan Import yang diterapkan oleh Presiden Amerika Sarikat (Donald Trump).

Kemampuan Komunikasi tanpa didampingi menteri dan tanpa teks menunjukkan kemampuan mengambil keputusan beliau. Memang super (pinjam istilah Mario Teguh). Konsep swasembada pangan dan kemandirian seolah menjadi inspirasi Tim/Kabinet sebagai orientasi pembuatan kebijakan.

(3) Anti kritik.Kata yang sarkastis yang dilontarkan seperti “endasmu”, tidak bisa menutupi bahwa Komandan “anti kritik”. Mudah-mudahan ini hanya sebatas ucapan, tidak sampai sepatu lars (sepatu bot) naik ke endas. Ada satu hal yang masihmenjadi kontroversi dari gaya kerja komandan yang ditampilkan dalam berinteraksi dengan masyarakat, yaitu “Ketegasan”.

Ini menjadi polemik yang sehingga bersifat debatable. Ketika Prabowo Subianto menggandeng Gibran Raka Bumi Raka sebagai Presiden, penulis mengira ini hanya sebagai “strategi manipulasi” hanya untuk mendapat kekuasaan. Ketika itu hasil survey menunjukkan bahwa “Jokowi effect” masih berpengaruh besar untuk dimanfaatkan memperoleh suara, apalagi posisi beliau pada proses pemilihan masih sebagai Presiden. Namun prakiraan penulis meleset jauh. Dugaan pemanfaatan Jokowi Effect hanya sebagai batu loncatan untuk menggapai  kekuasaam. Nyatanya, setelah terpilih dan pada saat hari ulang tahun Partai Gerindra tanggal 16 Februari 2025, beliau dengan semangat berapi-api berteriak menggelegar “hidup Jokowi, hidup Jokowi”.

Alasannya karena Jokowi-lah kita (Partai Gerindra) berhasil. Dengan sikap seperti ini, menghilangkan karakter superioritas seorang komandan, karena power seorang komandan sejati tidak bergantung kepada seseorang. Artinya terkesan seolah ia sangat menghargai dan menghormati serta melindungi Jokowi.

Sementara ketika itu kritikan terhadap Jokowi sangat gencar sekali berkaitansoal pertanggungjawaban pagar laut, pembangunan Ibukota Nusantara, bahkan adanya demand agar Jokowi diadili. Hal lain yang menunjukkan penyimpangan karakter komandan yaitu ketidakkonsistenan (tidak istiqomah)Prabowo dalam menyampaikan pendapat di ruang publik. Awal dilantik menjadi Presiden dengan garang kemukakan janji kejar koruptor sampai Antartika. Namun beberapa bulan kemudian lempar wacana memungkinkanmemaafkan koruptor, asal mengembalikan uang korupsi. Apakah ini suatubentuk kepanikan untuk pembiayaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) ?Akibat ketidakkonsistenan ini menjadi olok-olokan di tik tok. Over all, dari kriteria gaya kerja komandan yang diterapkan Prabowo hanya dua saja yang bias yaitu berkaitan dengan superioritas dan ketidakkonsistenan.

Gaya komandannya masih tetap kental ditinjau dari leadership, kemampuan mengambil keputusan secara cepat dan anti kritik. Artinya gaya kerja komandan yang ditampilkan merupakan gaya kerja primer, sementara bias dari kerja komandan yang ditampilkan merupakan gaya kerja sekunder untuk menyikapi situasi secara cepat dalam menghadapi dinamika yang terjadi. Gaya kerja sekunder yang diterapkan seolah gaya kerja seniman, dengan pertimbangan kepentingan pribadi lebih diutamakan, soal merusak marwah itu soal kedua.

Gaya kerja seniman yang pernah dicontohkan pendahulunya yaitu pencitraan dan kepentingan pribadi seolah dicontoh dan diterapkan dalam gaya kerja sekunder. Yang penting aku senang, aku menang. Persetan orang bilang apa (maaf, kutip lirik lagu Bento).-----Penulis adalah akademisi Universitas Jambi, jurusan Ilmu Sosial dan Politik

Penulis: Navarin Karim
Editor: arya abisatya
Copyright 2023 Bungopos.com

Alamat: Graha Pena Jambi Ekspres,
Jl. Kapt. Pattimura No. 35 KM. 08
Kenali Besar, Kec. Alam Barajo, Kota Jambi

Telpon: -

E-Mail: bungoposonline@gmail.com