Mantan Pelatih Tim Indonesia

Kartu Merah Buat Patrick Kluivert, Saatnya Garuda Terbang Tanpa Nahkoda Belanda

JAKARTA, bungopos.com

Di tengah riuh rendah dunia sepak bola nasional, kabar mengejutkan datang dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Melalui laman resminya pada Kamis (16/10), PSSI mengumumkan berakhirnya kerja sama dengan pelatih kepala tim nasional Indonesia, Patrick Kluivert.

Kabar ini datang hanya sembilan bulan sejak pelatih asal Belanda itu resmi menukangi skuad Garuda. Dalam pernyataan resminya, PSSI menyebut keputusan tersebut diambil melalui mekanisme mutual termination—atau pemutusan kontrak atas kesepakatan kedua pihak.

“Kesepakatan ini ditandatangani antara PSSI dan para pihak di tim kepelatihan yang sebelumnya terikat kontrak kerja sama berdurasi dua tahun,” tulis PSSI dalam laman resminya.

Langkah ini, dijelaskan lebih lanjut, merupakan bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap arah strategis pembinaan dan pengembangan sepak bola nasional. Dengan berakhirnya kerja sama tersebut, Kluivert beserta jajaran tim kepelatihannya tidak lagi menangani tim nasional Indonesia di level senior, U-23, maupun U-20.

Keputusan ini bukan semata soal hasil di lapangan, melainkan juga cerminan dinamika yang terjadi di balik layar. PSSI menyebut adanya “dynamika internal” yang menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan arah baru timnas Indonesia.

Dalam beberapa bulan terakhir, perjalanan Kluivert bersama skuad Merah Putih memang diwarnai pasang surut. Di satu sisi, ia membawa semangat baru dengan pendekatan taktik modern dan kedisiplinan khas Eropa. Namun di sisi lain, hasil yang belum konsisten di sejumlah laga uji coba dan turnamen membuat publik menaruh tanda tanya besar terhadap efektivitas strateginya.

Meski begitu, keputusan ini tampak tidak diwarnai konflik terbuka. PSSI menegaskan, penghentian kerja sama dilakukan “atas dasar persetujuan kedua pihak,” menandakan hubungan profesional tetap dijaga dengan baik hingga akhir masa kerja.

Patrick Kluivert—mantan striker legendaris Barcelona dan timnas Belanda—datang ke Indonesia dengan harapan besar: membawa sepak bola nasional menembus level yang lebih tinggi di Asia. Ia dikenal membawa aura ketenangan dan pengalaman Eropa yang diharapkan bisa menular ke pemain muda Indonesia.

Kini, dengan perpisahan ini, perjalanan tersebut harus berhenti di tengah jalan.

Meski begitu, di balik perpisahan selalu ada harapan. PSSI menegaskan bahwa langkah ini diambil demi memperkuat fondasi pembinaan jangka panjang. Evaluasi besar-besaran tengah disiapkan agar arah baru timnas Indonesia bisa lebih selaras dengan target jangka panjang sepak bola nasional.

Bagi publik, kabar ini mungkin menimbulkan kekecewaan, tapi juga membuka ruang optimisme baru. Siapa pun yang akan mengisi posisi pelatih kepala nanti, beban dan harapan tetap sama: membawa Garuda terbang lebih tinggi, bukan sekadar di atas lapangan, tetapi juga di hati jutaan pendukungnya.

Patrick Kluivert mungkin telah berpisah, tetapi jejak visinya—tentang profesionalisme, disiplin, dan filosofi bermain modern—akan tetap menjadi bagian dari perjalanan panjang sepak bola Indonesia. Kini, bola berada di tangan PSSI untuk menentukan ke mana arah langkah Timnas Garuda berikutnya. (***)

Editor: Arya Abisatya
Sumber: pssi.or.id