ilustrasi

12 Rabiul Awwal Hari Kelahiran Rasul Mulia, Begini Ceritanya

MALAM itu, Mekah masih terlelap dalam keheningan. Di sebuah rumah sederhana, seorang bayi lahir dari rahim seorang ibu yang tabah, Aminah binti Wahab. Bayi itu diberi nama Muhammad, sebuah nama yang belum pernah dikenal sebelumnya di kalangan Quraisy. Artinya: “yang terpuji”.

Kelahiran Muhammad ﷺ pada Senin, 12 Rabi’ul Awwal, Tahun Gajah menjadi titik awal sejarah besar umat manusia. Tahun itu disebut Tahun Gajah karena bertepatan dengan peristiwa penyerangan Ka’bah oleh pasukan bergajah pimpinan Abrahah, yang digagalkan oleh burung Ababil. Seolah, sejarah memberi isyarat bahwa bayi ini akan menjadi penjaga kehormatan Ka’bah dan agama tauhid.

Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib, telah wafat sebelum ia dilahirkan. Maka, sejak pertama kali membuka mata, Muhammad ﷺ adalah seorang yatim. Kakeknya, Abdul Muthalib, menyambut kelahiran cucunya dengan penuh kasih sayang. Ia menggendong bayi mungil itu, lalu membawanya ke dalam Ka’bah dan memanjatkan doa penuh harap kepada Allah.

Di Mekah, kabar kelahiran Muhammad ﷺ menjadi perbincangan. Beberapa riwayat menyebutkan cahaya terpancar dari rumah Aminah, bahkan sampai terlihat ke negeri Syam. Seorang ulama Yahudi dikisahkan mencari bintang yang terbit malam itu, sebagai tanda lahirnya nabi terakhir yang telah lama dinantikan.

Namun di balik riuhnya kabar itu, Muhammad kecil tumbuh dalam kesederhanaan. Ia tidak lahir di istana, bukan dari keluarga raja atau hartawan. Ia hadir dari kalangan sederhana Quraisy, agar kelak menjadi teladan bagi seluruh manusia—dari yang paling miskin hingga yang paling berkuasa.

Kelahiran beliau bukan hanya datang sebagai kabar gembira bagi keluarganya, melainkan menjadi awal cahaya bagi seluruh umat. Sebagaimana Al-Qur’an kemudian menyebutnya:

> “Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)

 Sejak hari itu, Mekah bukan lagi sekadar kota kelahiran. Ia menjadi saksi hadirnya seorang manusia agung, yang kelak membawa pesan cinta, akhlak mulia, dan cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia. (***)

Editor: Arya Abisatya
Sumber: oke