Pesawat Batik Air nyasar ke langit Cianjur karena kapten pilot dan kopilotnya tertidur saat terbang dari Kendari ke Jakarta Kamis 25 Januari 2024 lalu / istimewa

Pilot dan Kopilot Batik Air Tertidur Saat Terbang, Pesawat Nyasar ke Langit Cianjur

JAKARTA, bungopos.com – Pilot dan Kopilot Batik Air sama-sama tertidur selama kurang lebih 28 menit, saat bertugas membawa pesawat, melakukan perbangan dari Kendari menuju Jakarta pada Kamis 25 Januari 2024 lalu.

 Pilot dan Kopilot itu sama-sama masih muda, sama-sama warga negara Indonesia, yang satu berusia 32 tahun dan satunya lagi berusia 28 tahun. 

Saat kejadian itu, juga bertugas 4 orang pramugari dan pesawat membawa 153 penumpang.

Hasil investigasi kejadian ini dirilis oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam laporannya. KNKT menulis dalam Safety Recommendation Number 04.O-2024-02.01 and 04.O-2024-02.02.

Dokumen penyelidikan itu langsung ditandatangani oleh Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, dilihat Jambi Ekspres Sabtu (9/4/2024).

Kronologi Pilot dan Kopilot Sama-sama Tertidur

Pilot dan Kopilot tersebut di hari itu bertugas menerbangkan pesawat Batik Air Airbus A320 dengan kode registrasi PK-LU.

Dalam jadwal, mereka terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang menuju Bandara Halu Oleo, Kendari pukul 02.55 WIB. Dalam penerbangan ini, semua awak yang bertugas diharuskan masuk mulai bertugas pukul 01.25 WIB.

“Selama persiapan penerbangan, orang kedua yang memimpin memberi tahu pilot yang bertugas bahwa dia tidak beristirahat dengan cukup," tulis laporan KNKT.

Saat penerbangan berlangsung ke Kendari, melihat kopilot kurang istirahat, lalu kapten pilot menyarankan kopilot untuk tidur.Lalu kopilot pun tidur di kokpit.

Ia tidur selama 30 menit. Penerbangan pertama ini, berjalan dengan lancar, pesawat yang mereka kemudi mendarat dengan aman. Sampai di Kendari, lalu pilot dan kopilot ini tetap berada di kokpit sambil beristirahat.

Mereka juga makan mi instan di kokpit sambil menunggu penerbangan berikutnya.Tak lama kemudian mereka mulai bersiap untuk terbang kembali, dari Kendari ke Jakarta.

Proses berjalan seperti biasanya, lalu pesawat Batik Air BTK6723 itu pun lepas landas. 

Penerbangan Kendari-Jakarta ini, kopilot dapat tugas sebagai pilot flying atau pilot yang menerbangkan pesawat, sementara sang kapten pilot sebagai pilot monitoring. Pesawat pun terbang, masing-masing bertugas semestinya.

Namun 30 menit kemudian, kapten pilot minta izin kepada kopilot untuk beristirahat sebentar. 

Disetujui oleh kopilot, lalu kopilot yang sedang bertugas sebagai pilot flying mengambil alih tugas pilot sebagai pilot monitor.

Saat menjalankan tugasnya ini, kopilot masih melakukan komunikasi dengan pemandu lalu lintas udara, mereka masih berkontak membahas cuaca maupun status penerbangan.

Namun 1 menit setelah itu,  pemandu lalu lintas udara tiba-tiba tak lagi menerima respon dari sang kopilot, saat itulah sang kopilot ‘tidak sengaja’ tertidur.

Lalu beberapa upaya dilakukan untuk bisa menghubungi pesawat, salah satunya meminta pilot lain yang terbang untuk memanggil awak pesawat yang ada di dalam Batik Air tadi.

Pukul 02.11 atau 28 menit setelah transmisi terakhir yang direkam dari kopilot, kapten pilot lalu terbangun. Kapten pun langsung tersadar bahwa pesawat tidak berada pada jalur penerbangan yang benar, pesawat sudah nyasar ke langit Cianjur Sukabumi.

Kapten pilot kemudian melihat kopilotnya dalam posisi tidur dan langsung membangunkannya.Beruntung, pesawat kembali dikendalikan ke jalur yang benar, kemudian akhirnya pesawat bisa mendarat dengan selamat.

Terkait kejadian ini, KNKT meminta Batik Air memastikan pilot dan awak kabin beristirahat dengan cukup sebelum penerbangan.KNKT juga mendesak pihak Batik Air membuat prosedur rinci untuk pemeriksaan kokpit secara benar dan teratur.

Salah Satunya Baru Punya Bayi Kembar

KNKT juga mencatat, ternyata salah satu pilot yang berusia lebih muda, tidak mendapat istirahat yang cukup di malam sebelum penerbangan.Dari catatan petugas, ditulis ia adalah orang tua baru dengan sepasang anak kembar yang berusia 1 bulan.

Malam sebelum jadwal terbang ke Kendari, sang pilot masih berusaha untuk istirahat tidur lebih cepat. Hanya saja ia terbangun beberapa kali untuk membantu sang istri merawat bayinya, berakibat ia merasa kualitas tidurnya menurun.

Itu pula sebabnya, ia dibolehkan istirahat saat penerbangan Jakarta-Kendari, dan sang Kapten yang mengambil alih tugasnya saat istirahat itu. (*)

Editor: Balqis