MENARIK untuk mencermati debat dengan tema ekonomi masing-masing Cawapres, karena kita dapat menebak arah segmen pemilih yang menjadi sasaran kandidat. Bargaining position yang tepat akan berkorelasi langsung dengan segmen pemilih. Pemilih akan memilih kandidat jika memberi asa peningkatan ekonomi mayarakat khususnya peningkatan produktifitas dan pendapatan, serta pemerataan kemajuan kota. Jadi lebih kepada pemberdayaan pengangguran, pemanfatan ekonomi digital, dan pembangunan nfrastruktur fisik dan social demi kemajuan Indonesia dalam jangka pendek dan investasi hilirisasi jangka menengah. Masyarakat lapisan bawah sudah capek miskin, tentu berharap perubahan cepat yang terjadi, paling lama lima tahun ke depan. Penulis teringat dengan lyric lagu jamrud : “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu, senang pun tak datang. Akhirnya mati kemudian”. Jadi pemilih yang terbanyak merupakan lapisan kelas bawah, program yang benar-benar jitu menentukan segmen tertentu dalam menarik perhatian audience. Sehubungan dengan hal diatas berbagai strategi debat bedapun dilancarkan. Ada yang komprehensif, jujur dan adapula slepetan.
Komprehensif Ala Gibran Raka Buming Raka
Cawapres ini ketika penyampaian visi dan misi penulis melihat lebih komprehensif dan lugas dibandingkan seterunya yang lebih partial visi dan misi yang disampaikan, Saat tanya jawab keliatan lebih agresif dengan kalimat yang dilontarkan ditambah dengan sorotan mata yang agak menantang. Efeknya lawan jadi grogi mengakibatkan salah satu seterunya sampai tersenggol mike di podium hingga jatuh ke lantai, walau secara verbal lancar menjawabnya.
Jika dilihat dari pengalaman debat, ini pengalaman debat ke dua Gibran Raka Buming Raka, sementara Muhaimin Iskandar dan Machfud MD merupakan pengalaman pertama. Jam terbang politik yang lebih lama sehingga menyelamatkan mereka tetap berwibawa dan tangguh menghadap gempuran agresor. Pengalaman debat sebagai calon walikota Solo dua tahun silam menjadi modal kuat ditambah dugaan manipulasi rekayasa teknologi informasi serta penguasaan artificial intelligent menjadi modal kuat, sehingga masyarakat terhipnotis dan di luar ekspektasi banyak orang tentang performance dan kemampuan verbalnya. Kekurangan dalam counter jawaban seolah mendapat permissive dari masyarakat. Substansi program yang banyak disoroti masyarakat berkaitan dengan infrastruktur social berkaitan dengan pemberian susu gratis untuk mencegah stunting anak dimasa yang akan datang
Dalam satu tahun dibutuhkan dana sebesar Rp. 400 Trilyun, diperkirakan satu Rp.930 ribu rupiah/anak/tahun. Sumber dana dari mana? Sementara dana Bansos saja sudah maksimal. Diperkirakan hampir sama dengan biaya terbesar yang dikeluarkan selama ini untuk Pertahanan keamanan.
Hal meanarik lainnya dari Raka Buming Raka adalah adopsi cara yang pernah dilakukan ayahnya ketika debat Presiden tahun 2020. Rival ayahnyanya waktu itu adalah Prabowo Subianto. Kali ini singkatan SGIE yang tidak dipahami Cak Imin, sampai minta penjelasan kembali singkatan tersebut kepada Gibran. Walaupun reply bisa meyakinkan secara substantive, namun kasat mata dan diamati audience tetap saja dapat penilaian kurang elok.
Slepetan Ala Muhaimin Iskandar
Istilah ini berulang kali digunakan Muhaimin Iskandar (Cak Imin), seolah kata repitisi yang mencirikan seorang cak Imin. Apa itu slepetan? Maksud slepet mengacu pada tindakan memukul dengan tali atau benda lain yang panjang, kecil dan tidak kaku. Namun Cak Imin juga punya pengertiannya sendiri tentang istilah slepet ini. Menurutnya slepet adalah istilah tindakan mencambuk rekan atau teman dengan sarung. Ekpekstasi yang beranggapan bahwa Cak Imin lebih santai (easy going), malah sebaliknya kelihatan seperti grogi dan sekali-sekali seperi melihat catatan yang tersembunyi saat penyampaian visi dan misi, hingga tersenggol mike hingga jatuh ke lantai.
Beliau pernah sebagai Menteri Tenaga Kerja masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentu kebijakan tentang tenaga kerja jadi prioritasnya ke depan, khususnya kalangan milenial akan diberikan bantuan dana usaha. Kontroversi Cak Imin, manakala ia ditanya soal oposisinya tentang Ibu Kota Negara (IKN), sementara beliau juga ikut memotong tumpeng. Kontroversi lainnya yang dipertanyakan Mahfud MD ia akan membangun 40 kota selama 5 tahun untuk pemerataan pembangunan ekonomi.
Kejujuran ala Mahfud MD
Kejujuran dan disiplin seolah melekat dalam kepribadian Mahfud MD. Beliau lebih banyak focus terhadap persoalan pemberantasan korupsi dalam meningkatkan perekonomian. Memang kejujuran merupakan preventif utama, sementara pelaku korupsi akan dia tindak tegas, Termasuk kejahatan transaksi on line. Simbol disiplin yang ditunjukkan oleh Mahfud MD dalam komunikasi selalu mengatakan “selesai” setiap akhir sesi. Ketika tanya jawab, beliau selalu menjawab dengan logika berfikir yang dapat diterima akal sehat.
Sayangnya soal logika berfikir ini tidak dibarengi dengan sikap sedikit agresif dalam berdebat, terkesan sangat euphisme dan datar ketika bertanya kepada kandidat yang lebih muda dan pandangannya menunjukkan orang sangat sabar. Padahal prediksi sebelumnya ia akan tersulut emosinya dengan kandidat yang paling muda, namun tidak terjadi. Apakah karena ia masih berada dalam kabinet Jokowi? Berkaitan dengan kejujuran ini supaya tidak ada dusta diantara kita, sebelum debat dimulai kuping harus steril dari alat canggih yang bisa mendengar kiriman jawaban dari luar. Masih ada beberapa kali debat lagi, semoga KPU punya keberanian untuk itu. Kata bijak mengatakan : jujur di awal akan terasa lebih baik daripada berbohong sepanjang jalan.