BUNGOPOS.COM – Rupanya inilah suku yang paling disegani penjajah di Sumatera, namanya suku Rejang Bengkulu atau disebut sebagai suku Sakti Mandraguna.
Indonesia memang dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki banyak sekali suku, salah satu yang terkenak di Indonesia adalah Suku Rejang.
Suku Rejang yang merupakan salah satu suku tertua di wilayah kepulawan Sumatra ini, juga acap kali disebut sebagai Suku yang memiliki ilmu sakti mandraguna.
Kesaktian ini bahkan,sudah tersohor sampai ke mana-mana sehingga membuat Suku Rejang sangat diperhitungkan sejak zaman dahulu.
Bahkan pada zaman penjajahan dulu, Suku Rejang menjadi salah satu suku yang sangat diperhitungkan oleh para penjajah, hal ini karena mereka sangat sulit ditaklukkan.
Selain terkenal sakti mandraguna ini sejarah Suku Rejang salah satu suku tertua di pulau Sumatera:
Suku Rejang berasal dari provinsi Bengkulu, masyarakat suku ini hampir mayoritas mendiami seluruh wilayah di provinsi bengkulu. Mulai dari Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong, Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kabupaten Bengkulu Utara
Banyak yang mengatakan bahwa Suku Rejang juga merupakan penduduk asli yang ada di provinsi Bengkulu. Hal ini karena Suku Rejang merupakan penghuni pertama di provinsi bengkulu.
Asal muasal Suku Rejang diyakini berasal dari Rhe Jang Hyang, yaitu seorang leluhur suku Rejang yang berasal dari Mongolia.
Rhe Jang Hiang, banyak pula yang menyebutkan nenek moyang suku Rejang ini pertama kali datang ke wilayah bengkulu pada 2090 sebelum masehi (SM).
Tidak sendiri, Rhe Jang Hiang dikatakan juga datang bersama kelompoknya dan mendirikan perkampungan di daerah Kutai nuak yang berada di Napal Putih, Bengkulu Utara.
Dari penelusuran yang dilakukan, masyarakat suku Rejang baru merasakan penjajahan Belanda pada tahun 1860, ini berselang beberapa tahun dari masuknya Belanda dan berhasil menguasai bengkulu pada tahun 1825.
Hal ini pun disebabkan oleh, lokasi tempat tinggal suku Rejang yang jauh di pedalaman serta dikelilingi oleh bukit Barisan,hal ini disinyalir menjadi alasan utama mengapa penjajah sangat sulit untuk menaklukkan suku Rejang.
Akan tetapi, sesuatu hal yang mencengangkan juga terjadi di suku Rejang. Hal ini lataran meskipun tinggal di daerah perbukitan mereka sudah memiliki peradaban yang sangat maju,
Salah satu bukti yang tidak bisa dibantah adalah, suku Rejang yang sudah memiliki sistem pemerintahan sendiri dimana mereka yang dipimpin oleh 5 orang Tuwi Kutei.
Tuwi Kutei sendiri adalah kepala kutei atau masyarakat adat asli yang terdiri dari 10-15 keluarga atau rumah.
Selain itu, masyarakat suku Rejang juga memiliki aksara sendiri yang masih dilestarikan hingga sekarang, aksara tersebut adalah Kaganga.
Selain itu, masyarakat suku Rejang juga memiliki aksara sendiri yang masih dilestarikan hingga sekarang, aksara tersebut adalah Kaganga.
Untuk bahasa, masyarakat suku Rejang juga memiliki dialek tersendiri tegantung dari tempat tinggal, namun dialek ini tidak terlalu mencolok antara satu dan daerah lainya. (*)
Sumber: Radar Utara