JAMBI, bungopos.com – Perusahaan Jusuf Kalla PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) melalui anak usahanya PT Kerinci Merangin Hidro (KMH) berani melakukan investasi dengan nilai tak kaleng-kaleng, mencapai USD900 Juta atau setara Rp13,64 Triliun untuk PLTA Kerinci Merangin.
Kok berani? Ada alasannya, jauh sebelum proyek ini selesai, rupanya sudah ada perusahaan yang bakal borong ‘setrum’ PT KMH.
Setrum alias tenaga listrik yang dihasilkan PLTA Kerinci Merangin nantinya akan dibeli seluruhnya oleh perusahaan plat merah milik negara yaitu PT PLN (Persero).
Hal ini telah tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman antara PT Kerinci Merangin Hidro dengan PT PLN, tentang rencana pembelian tenaga listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang sudah ditandatangani kedua belah pihak.
Total kapasitas energi listrik PLTA Kerinci Merangin yang akan diborong PLN adalah 350 Mega Watt (MW). Artinya, semua tenaga listrik yang akan dihasilkan PLTA Kerinci Merangin sebesar 350 Mega Watt ini akan dibeli keseluruhannya oleh PLN, tanpa tersisa.
Kemudian, komitmen ini kian diperkuat lagi oleh PT PLN (Persero) setelah menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik PLTA Kerinci Merangin dengan PT Kerinci Merangin Hidro.
MoU rencana pembelian ditandatangani oleh Direktur Utama PLN dengan Direktur Utama PT Kerinci Merangin Hidro, Achmad Kalla, di Kantor Pusat PLN di Jakarta tahun 2013.
Sementara komitmen Jual Beli tenaga Listrik, ditandatangani oleh Direktur Utama PLN dan Direktur Utama Kerinci Merangin Hidro Achmad Kalla langsung disaksikan oleh Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar pada November 2018 lalu.
Meski sempat tertunda pembangunannya sejak tahun 2010 namun konstruksi PLTA Merangin 350 MW kini terus menunjukkan progres.
Apalagi Tahun 2015, sebesar 25 persen saham PT Kerinci Merangin Hidro juga telah diakuisi oleh entitas anak usaha miliki keluarga Jusuf Kalla, PT Bukaka Mega Investama.
Dalam pembangunan PLTA Kerinci ini juga melibatkan dukungan perbankan sehingga bisa mencapai tahap financial close lebih cepat agar pembangunannya sesuai jadwal dan sesuai target.
Bulan Juli Tahun 2019 lalu, PT Kerinci Merangin Hidro telah menerima suntikan dana USD698,75 juta atau setara Rp10,59 Triliun asumsi nilai tukar saat ini Rp 15.155,95, dalam bentuk kredit sindikasi untuk kesuksesan proyek PLTA Kerinci Merangin.
Tercatat ada lima Lembaga keuangan yang memberikan kredit sindikasi untuk proyek bauran energi baru terbarukan terbesar di Provinsi Jambi ini , yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BBRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Sarana Multi Infrastruktur, dan PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga.
BNI tercatat sebagai penyalur kredit sindikasi terbesar untuk PLTA Kerinci Merangin yaitu sebesar USD350 juta atau setara Rp 5,304 Triliun.
Jusuf Kalla dalam suatu kesempatan mengatakan, pihaknya sudah berkomitmen menyelesaikan proyek PLTA Kerinci Merangin karena menyadari sepenuhnya bahwa kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh infrastruktur utama yaitu listrik dan jalan.
Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh Jambi Ekspres dari Statistik Ketenagalistrikan Tahun 2021 yang dikeluarkan oleh Dirjen Ketenagalistrikan kementerian ESDM, Provinsi Jambi hingga tahun 2022 memiliki 4 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan 4 Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLMTG).
Tahun 2021, Provinsi Jambi juga tercatat masih membeli tenaga listrik dari luar PLN sebesar 113,84 GWh. Kehadiran energi pembangkit PLTA Kerinci Merangin ini diharapkan menjadi solusi ketersediaan pasokan listrik di Provinsi jambi.
PLTA Kerinci juga bisa dimanfaatkan saat terjadi beban puncak pemakaian tenaga listrik di karena pembangkit tenaga listrik ini diproyeksi bisa menghasilkan energi sebesar 1.280 Giga Watt hour (GWh) per tahun.
Dalam keterangan resminya, Arcandra, Wakil Menteri ESDM mengatakan Pemerintah RI sangat komit membangun energi baru terbarukan yang tak lagi hanya bergantung dengan energi fosil (migas bumi/batu bara). Dukungan penuh terhadap pembangunan PLTA Kerinci Merangin ini adalah salah satu wujud komitmen pemerintah.
PLTA Kerinci Merangin ini ditargetkan mulai Commercial Operation Date (COD) tahun 2025 mendatang. COD merupakan tanggal mulai beroperasinya pembangkit tenaga listrik untuk menyalurkan energi listrik ke jaringan tenaga listrik milik PT PLN (Persero).
PLTA Kerinci Merangin akan memanfaatkan potensi Sungai Batang Merangin yang memiliki debit rata-rata sekitar 59,4 m3/detik sehingga bisa menghasilkan kapasitas listrik sebesar 350 MW. PLTA ini juga akan memanfaatkan debit air yang berasal dari Danau Kerinci.
Secara kontruksi, PLTA Kerinci Merangin dilengkapi dengan 4 (empat) unit pembangkit, terdiri dari turbin berkapasitas 89,3 MW Vertical Francis Turbine, 103 MVA Generator dan 110 MVA, Main Transformer 16,5 / 150 kV.
PLTA ini juga telah menyiapkan daerah tangkapan air seluas 1353 km2 dari dasar sungai antara Danau Kerinci dan bendungan yang terletak di daerah tangkapan memiliki luas tangkapan 393 km2.
Kehadiran PLTA Kerinci ini nantinya juga menjadi upaya memenuhi pertumbuhan permintaan listrik tak hanya di Jambi namun juga di Sumatera. (dpc)