Perubahan iklim menyebabkan pemanasan global / Foto: BungoPos

Kerugian Akibat Perubahan Iklim Tanggung Jawab Siapa?

JAMBI, bungopos.com - Perubahan iklim menyebabkan pemanasan global dan meningkatkan suhu panas bumi, hal itulah yang terjadi hingga saat ini. Hasil kajian dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) beberapa waktu lalu, menunjukkan bahwa dampak perubahan iklim juga berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi hingga Rp 544 triliun.  Mulai dari dampak terhadap pesisir, sektor pertanian, kesehatan, dan sektor peraian. 

 

Salah satu faktor yang menyebabkan perubahan iklim tersebut adalah berubahnya fungsi hutan. hutan yang tadi sebagai penahan air hujan dan kelembaban, kini semakin gundul. Inilah yang disorot oleh pengamat sosial dari Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Jambi, Bahren Nurdin. Dirinya menghubungkan antara kerusakan hutan ini dengan bulan Kemerdekaan yang sebentar lagi dirayakan ini.

''Ironis, hutan yang telah lama menjadi sumber kemerdekaan bagi orang Rimba saat ini menghadapi ancaman serius,'' ucapnya.

Dikatakannya, perusahaan perkebunan dan kontraktor besar telah mengambil alih lahan-lahan berharga ini. Dan ini membawa dampak berantai pada kehidupan dan budaya orang Rimba. Dalam dunia yang semakin modern ini, lanjutnya, orang rimba  dihadapkan pada perubahan besar yang berpotensi merampas makna sejati merdeka.

''Tidak hanya perusahaan-perusahaan besar yang menjadi ancaman bagi ‘kemerdekaan’ Orang Rimba, tetapi juga kurangnya keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi hidup mereka,'' sebut Bahren.

Dikatakan Bahren, orang rimba hanya menjadi objek bukan pelaku. Program-program pemerintah yang dirancang katanya, tanpa keterlibatan orang rimba. Dan ini sering kali hanya menambah derita dan perasaan ‘terjajah’.

''Paling orang rimba ini merasa termajinalisasi,'' tuturnya.

Sementara itu dilaporkan hari ini kondisi Indeks Standard Pencemaran Udara (ISPU) di provinsi Jambi dalam kondisi baik.Hanya terpantau ada 26 titik hotspot yang rawan terjadinya kebakaran lahan an hutan. (arm)

Penulis: Arya Abisatya
Editor: Arya Abisatya