KELAPA SAWIT : Salah satu penunjang perekonomian provinsi Jambi

Jambi Kaya Bahan Baku, Miskin Industri

JAMBI, bungopos.com - Provinsi Jambi ini dikenal dengan daerah yang kaya bahan baku tapi miskin industri pengolahan. Misalnya, karet, sawit, batu bara, bahkan buah buahan seperti nanas, dan lain-lain. Tetapi, industri pengolahan bahan baku tersebut tidak ada di Jambi. 

''Akibatnya, Karet diekspor gelondongan yang bau dan selanjutnya diimpor kembali dalam bentuk ban. Multiplayer effectnya terhadap ekonomi sangat kecil,'' ujar Navarin Karim yang juga mahasiswa program Doktor Ekonomi Universitas Jambi ini. 

Sawit juga demikian katanya, hanya eksport dalam bentuk CPO kemudian impor minyak sawit. Terlebih batu bara sebutnya, Jambi belum mampu mengubah menjadi energi listrik. 

''Nanas di Tangkit, kita belum punya pabrik pengalengan jus nanas. Tempat destinasi menarik juga banyak, tapi belum mampu menarik wisatawan manca negara. Terkadang turis domestik dari Jambi malah berkunjung ke negara lain. Ini menimbulkan capital outflow,'' tegasnya. 

Sementara itu beberapa waktu lalu, Gubernur Jambi H Al Haris sempat mengatakan akan membangun industri hilir di Jambi dengan membuat kawasan industri. Hanya saja, sayangnya hingga saat ini kawasan yang dinantikan juga belum terwujud. Meski demikian menurut Laporan Bank Indonesia Perwakilan Jambi, Perekonomian Provinsi Jambi tahun 2023 diperkirakan melejit dibandingkan tahun 2022. Hal ini didukung penghapusan kebijakan PPKM yang mendorong berlanjutnya peningkatan mobilitas dan aktivitas masyarakat. Disamping itu juga karena adanya kebijakan Pemerintah untuk menyalurkan berbagai program jaring pengaman sosial. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi pada 2023 berisiko tertahan sejalan dengan perlambatan ekonomi global, khususnya dipengaruhi risiko resesi di beberapa negara mitra dagang, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Eropa. (arm)

 

Penulis: Arya Abisatya
Editor: Arya Abisatya