TERENDAM : Kebun Jagung dusun Pulau Batu, kabupaten Bungo

Air Datang Tanpa Peringatan, Upaya Ketahanan Pangan Dusun Pulau Batu Terhenti

MUARA BUNGO, Bungopos.com – Harapan Pemerintah Dusun Pulau Batu, Kecamatan Jujuhan Ilir, untuk menyambut panen jagung perdana sebagai bagian dari program ketahanan pangan harus pupus diterjang banjir. Kebun jagung yang telah dirawat berbulan-bulan, dan dijadwalkan segera memasuki masa panen, justru terendam air setelah Sungai Jujuhan meluap tanpa peringatan.

Air datang begitu cepat. Dalam hitungan jam, hamparan kebun jagung milik pemerintah dusun itu tenggelam sepenuhnya. Tanaman yang sebelumnya tumbuh subur dan menjanjikan kini tak mampu bertahan. Sekitar 8 ton jagung dipastikan gagal dipanen, meninggalkan rasa kecewa dan keprihatinan mendalam.

Rio Dusun Pulau Batu, M. Amin, tak mampu menyembunyikan kesedihannya saat menceritakan peristiwa tersebut. Ia mengatakan, banjir kali ini datang tiba-tiba dan langsung merendam seluruh areal pertanian.

“Air naik cukup cepat dan merendam seluruh lahan. Jagung yang seharusnya segera dipanen akhirnya rusak. Perkiraan kami sekitar 8 ton hasil panen tidak bisa diselamatkan,” ungkapnya lirih.

Padahal, kebun jagung itu bukan sekadar lahan pertanian biasa. Ia menjadi simbol semangat pemerintah dusun dalam mendukung program ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Proses penanaman hingga perawatan telah dilakukan sejak beberapa bulan terakhir dengan melibatkan banyak pihak.

Di tengah keterbatasan dan kondisi darurat, Pemerintah Dusun Pulau Batu tidak tinggal diam. Bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas Polsek Jujuhan, musyawarah segera digelar. Dari kesepakatan bersama itu, muncul keputusan yang sarat nilai kemanusiaan: warga diperbolehkan memanen jagung yang masih memungkinkan untuk diselamatkan agar tidak terbuang sia-sia.

“Kami sepakat memberikan izin kepada masyarakat untuk memanen jagung yang masih layak, sebelum kondisinya semakin rusak,” tambah M. Amin.

Tak hanya kebun jagung, banjir juga berdampak pada lahan pertanian lain di wilayah tersebut. Sejumlah tanaman hortikultura seperti cabai dan sayur-mayur ikut terendam, sehingga dikhawatirkan akan mengalami penurunan hasil dan mempengaruhi pendapatan petani.

Peristiwa ini telah dilaporkan kepada pihak Kecamatan Jujuhan Ilir serta penyuluh pertanian setempat. Pemerintah dusun berharap adanya peninjauan langsung ke lapangan agar kondisi riil dapat dilihat secara menyeluruh, sekaligus menjadi dasar dalam menentukan langkah penanganan ke depan.

Lebih dari sekadar kerugian materi, banjir ini menjadi ujian bagi keberlangsungan program ketahanan pangan di tingkat dusun. Pemerintah Dusun Pulau Batu berharap adanya dukungan dan solusi dari instansi terkait, baik berupa bantuan pascabencana maupun upaya pencegahan ke depan, agar semangat membangun kemandirian pangan tetap terjaga dan kejadian serupa tidak kembali terulang. (aca)

Penulis: Salsabila
Editor: Arya Abisatya