Johansyah SE, ME

MENJAGA STABILITAS HARGA PANGAN JAMBI : Ikhtiar Bersama untuk Kesejahteraan Masyarakat

OLEH : JOHANSYAH, SE,ME

KADIS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAMBI

MENJELANG AKHIR TAHUN, ketika masyarakat bersiap menyambut Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, dinamika harga kebutuhan pokok kembali menjadi perhatian banyak pihak. Seperti layaknya sebuah detak nadi dalam tubuh perekonomian, fluktuasi harga pangan selalu memberikan pengaruh langsung kepada kehidupan sehari-hari masyarakat. Kenaikan kecil saja pada komoditas tertentu sering kali menimbulkan keresahan, terlebih bagi keluarga dengan pendapatan terbatas. Di titik inilah pentingnya pengawasan harga dan intervensi kebijakan pemerintah terasa begitu nyata.

Di Provinsi Jambi, sinergi antar lembaga, mulai dari Tim Dinas Ketahanan Pangan Provinsi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Perdagangan Kota Jambi, hingga Badan Pusat Statistik, menjadi pilar yang menjaga agar jalur distribusi dan stabilitas harga tetap terkendali. Setiap hari, para petugas turun langsung ke pasar, mencatat perubahan harga komoditas, memetakan potensi kenaikan, serta membuat laporan yang menjadi dasar penting penyusunan langkah kebijakan.

Pada Rabu, 26 November 2025, laporan harian dari Pasar Angso Duo Jambi menunjukkan harga-harga komoditas berikut:

• Beras Premium: Rp14.500/kg

• Beras SPHP: Rp12.600/kg

• Beras Medium I: Rp14.100/kg

• Beras Medium II: Rp14.500/kg

• Beras Super I: Rp15.000/kg

• Beras Super II: Rp14.500/kg

• Daging Ayam Ras: Rp35.000/kg

• Daging Sapi Kualitas I: Rp120.000/kg

• Daging Sapi Beku: Rp110.000/kg

• Telur Ayam Ras: Rp26.500/kg

• Bawang Merah: Rp32.000/kg

• Bawang Putih: Rp28.000/kg

• Cabai Merah Keriting: Rp45.000/kg

• Cabai Rawit Hijau: Rp30.000/kg

• Cabai Rawit Merah/Geprek: Rp45.000/kg

• Minyak Goreng Curah: Rp16.500/kg

• Minyak Goreng Kemasan Bermerk: Rp17.000–18.000/kg

• Minyak Goreng Merk "KITA": Rp15.700/kg

• Gula Premium: Rp18.000/kg

• Gula Lokal: Rp17.000/kg

• Kedelai Impor: Rp12.000/kg

• Tepung Terigu Kemasan: Rp13.500/kg

• Tepung Terigu Curah: Rp9.000/kg

• Garam Beryodium: Rp12.000/kg

• Ikan Kembung: Rp28.000/kg

• Ikan Tongkol: Rp30.000/kg

• Ikan Bandeng: Rp26.000/kg

• Ikan Nila: Rp40.000/kg

Data ini menggambarkan bahwa harga pangan di lapangan mengalami variasi. Beberapa komoditas seperti beras, minyak goreng, gula, dan sebagian ikan masih berada dalam rentang yang relatif stabil. Namun, komoditas lain, seperti cabai merah keriting yang mencapai Rp45.000 per kilogram dan daging sapi kualitas I yang tembus Rp120.000, menunjukkan adanya tekanan harga yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Dalam kondisi seperti inilah diperlukan langkah nyata pemerintah untuk mengantisipasi keresahan publik. Menanggapi situasi ini, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, Bapak Johansyah, SE, ME, menegaskan bahwa pemerintah provinsi tidak tinggal diam. Beliau menyampaikan narasi yang menyejukkan dan menumbuhkan optimisme:

“Jika harga naik, kita sudah menganggarkan di Dinas Perdagangan terkait subsidi harga pokok yang mengalami kenaikan. Kemudian kita lakukan Gerakan Pangan Murah di setiap titik yang harga komoditinya cukup tinggi.”

— Johansyah, SE, ME — Kadis Ketahanan Pangan Provinsi Jambi

Pernyataan tersebut bukan sekadar janji, tetapi bentuk komitmen nyata pemerintah untuk hadir di tengah masyarakat. Subsidi harga merupakan intervensi langsung yang dirancang untuk memastikan bahwa masyarakat tetap dapat membeli kebutuhan sehari-hari pada harga yang wajar, terutama pada momentum-momentum di mana permintaan meningkat tajam.

Gerakan Pangan Murah (GPM) menjadi strategi yang sangat efektif selama beberapa tahun terakhir. Kegiatan ini hadir langsung di tengah masyarakat, menyasar lokasi-lokasi di mana harga cenderung melambung, dan menawarkan harga komoditas yang jauh lebih terjangkau. Beras, minyak goreng, gula, tepung, cabai, dan beberapa komoditas lain dijual dengan harga di bawah pasar, sehingga masyarakat dapat menikmati harga yang lebih aman dan stabil.

GPM bukan hanya upaya menurunkan harga sesaat, tetapi juga bentuk edukasi publik bahwa pemerintah selalu hadir dan bekerja keras mengelola pasokan serta menjaga rantai distribusi tetap lancar. Kegiatan ini sekaligus memperkuat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah sebagai pelindung stabilitas pangan daerah.

Selain intervensi harga, pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Ketahanan Pangan juga terus memperbaiki tata kelola pasokan pangan. Mulai dari pemetaan produksi lokal, penyediaan fasilitas penyimpanan pangan, hingga kolaborasi antarwilayah untuk memastikan pasokan tetap terjaga ketika terjadi kelangkaan di titik tertentu. Upaya jangka panjang ini merupakan kunci utama agar stabilitas harga tidak hanya tercapai sesaat, tetapi dapat dipertahankan secara berkelanjutan.

Tidak dapat dipungkiri, tantangan dalam menjaga stabilitas harga tidak selalu sederhana. Harga cabai yang terkenal sangat fluktuatif, kebutuhan daging yang meningkat menjelang hari besar, dan cuaca yang memengaruhi produksi pangan adalah beberapa faktor yang membuat dinamika harga sering kali sulit diprediksi. Namun demikian, setiap upaya mitigasi, termasuk subsidi, operasi pasar murah, dan pengawasan ketat, menjadi modal penting dalam memastikan masyarakat tetap dapat mengakses pangan dengan harga yang terjangkau.

Melihat langkah-langkah yang dilakukan, masyarakat Jambi layak merasa tenang. Pemerintah daerah tidak hanya memantau, tetapi juga bertindak cepat dan terukur. Dengan kolaborasi kuat antarinstansi dan dukungan aktif masyarakat, stabilitas pangan bukanlah sesuatu yang mustahil.

Pada akhirnya, menjaga stabilitas harga pangan bukan hanya tentang angka, tetapi tentang menjaga ketenangan keluarga, memastikan anak-anak tetap mendapat gizi cukup, serta menciptakan rasa aman di tengah kehidupan yang semakin dinamis. Melalui kerja keras, kebijakan yang tepat, dan koordinasi yang rapi, Provinsi Jambi terus berupaya agar kesejahteraan masyarakat tetap menjadi prioritas utama.

Dalam semangat kebersamaan inilah, kita berharap Jambi akan terus menjadi daerah yang stabil secara ekonomi, sejahtera dalam kehidupan warganya, dan selalu siap menghadapi tantangan pangan di masa depan.

Penulis: Johansyah SE,.ME
Editor: Linnaliska