Kepala dinas pertanian dan ketahanan pangan provinsi Jambi, Johansyah SE, ME.,

MENJAGA STABILITAS PANGAN Menjelang Nataru: Optimisme Jambi yang Berbasis Data

Oleh : JOHANSYAH, SE,.ME

KADIS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAMBI 

MENJELANG perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), isu stabilitas harga dan ketersediaan pangan selalu menjadi perhatian utama masyarakat. Kekhawatiran terhadap kemungkinan kenaikan harga atau kelangkaan sejumlah komoditas pokok sering muncul pada periode-periode khusus ini. Namun, di Provinsi Jambi, kondisi tersebut telah diantisipasi secara matang oleh pemerintah daerah. Berbagai langkah telah dijalankan, dan data menunjukkan bahwa situasi pangan menjelang Nataru 2025 berada dalam kondisi aman, terkendali, dan terukur.

Dalam perspektif ketahanan pangan, FAO menggarisbawahi empat pilar utama: ketersediaan, akses, pemanfaatan, dan stabilitas. Empat pilar ini sesungguhnya menjadi landasan penting yang selama ini digunakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi dalam merumuskan kebijakan. Dengan pendekatan ini pula, pemerintah memastikan bahwa kebutuhan pangan masyarakat bukan hanya terpenuhi, tetapi juga dijaga stabilitasnya dari waktu ke waktu.

 

Ketersediaan Pangan: Berbasis Data, Berbasis Keyakinan

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, Bapak Johansyah, SE., ME., menegaskan bahwa kondisi pangan menjelang Nataru berada dalam situasi terkendali. Keyakinan ini bukan muncul dari optimisme kosong, tetapi dari perhitungan dan data stok yang sangat jelas.

Pertama, terkait stok beras sebagai komoditas utama, Bulog Jambi memiliki persediaan 13.500 ton yang tersimpan di gudang Pasar Putih. Jumlah ini tidak hanya mencukupi kebutuhan masyarakat selama Nataru, tetapi masih aman hingga enam bulan ke depan. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadinya lonjakan harga atau kelangkaan karena stok berada dalam kategori sangat aman.

Tidak hanya beras medium, pemerintah juga menyiapkan beras premium sebanyak 270 ton untuk memastikan pilihan masyarakat tetap tersedia dengan harga yang terkontrol.

Selain itu, stok bahan pangan pokok lain yang dikelola Bulog juga tersedia dalam jumlah yang cukup:

Gula pasir: 30 ton

Minyak goreng: 30 ton

Terigu: stok terpenuhi

Beras Premium: 270 ton

Kesiapan ini sejalan dengan teori food availability, di mana ketahanan pangan tercapai apabila ketersediaan komoditas strategis secara langsung dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Secara empiris, Jambi sudah memenuhi syarat tersebut.

 

#Menjaga Akses dan Keterjangkauan: Gerakan Pangan Murah

Selain memastikan ketersediaan stok, pemerintah juga menjaga agar pangan tetap mudah diakses dengan harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Dinas Ketahanan Pangan bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas), para Mitra Pangan Jambi, serta Bank Indonesia, melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai upaya stabilisasi harga. Untuk bulan November, GPM dilaksanakan sebanyak 5 kali, dan untuk Desember akan dilaksanakan 4 kali, hingga mendekati Nataru.

Melalui GPM, berbagai komoditas pokok dijual dengan harga serendah mungkin dan tetap berada pada koridor Harga Eceran Tertinggi (HET), seperti:

Beras SPHP

Beras premium

Gula pasir

Minyak goreng KITA

Cabai merah

Bawang merah

Bawang putih

Langkah ini mencerminkan konsep food access, yaitu memastikan masyarakat dapat mengakses pangan dengan harga yang sesuai daya beli mereka. GPM juga terbukti menekan potensi gejolak harga yang biasanya muncul menjelang akhir tahun.

#Stabilitas Harga: Pengawasan Terukur dan Lintas Lembaga

Untuk memastikan kestabilan harga di pasar, pengawasan intensif dilakukan di beberapa pasar utama, seperti Pasar Angso Duo, Pasar Talang Banjar, dan pasar-pasar lainnya di seluruh kabupaten/kota. Pengawasan ini dilakukan secara berkala dengan memantau pasokan, harga komoditas strategis, serta pola konsumsi masyarakat.

Kehadiran Tim Satgas Pengendalian Harga Beras Pusat, Bareskrim Polri, dan Dirkrimsus Polda Jambi menunjukkan bahwa mekanisme pengawasan berjalan dengan penguatan lintas lembaga. Mereka memantau harga beras premium dan medium di seluruh kabupaten/kota untuk memastikan tidak adanya permainan harga, spekulasi, atau penimbunan yang dapat mengganggu stabilitas pasokan pangan.

Koordinasi lintas instansi ini, sebagaimana ditegaskan oleh Kadis Ketahanan Pangan, menjadi bukti bahwa pemerintah daerah dan pusat bekerja saling melengkapi untuk menjaga kondisi pangan tetap aman.

 

#Optimisme Kepala Dinas: Masyarakat Tidak Perlu Khawatir

Dalam penyampaiannya, Bapak Johansyah menegaskan:

“Kita masih cukup aman sampai akhir Desember. Stok beras kita besar, begitu juga komoditas pokok lainnya yang sudah disiapkan Bulog. Kami membuat proyeksi bulanan untuk melihat kebutuhan dan pergerakan komoditas yang keluar masuk Jambi. Koordinasi antar OPD berjalan baik, pengawasan harga di pasar kita lakukan setiap hari. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir dan tidak perlu panik menghadapi Nataru ini.”

Pernyataan ini merupakan bentuk komunikasi publik yang penting. Di tengah derasnya informasi tidak akurat dan isu kelangkaan yang mudah viral, kehadiran data resmi dari pemerintah memberikan ketenangan sekaligus kepastian.

#Refleksi: Ketahanan Pangan Harus Dilihat Sebagai Ekosistem

Jika ditinjau dari teori food security ecosystem, ketahanan pangan tidak hanya dilihat dari satu aspek, melainkan sebagai ekosistem yang terdiri dari ketersediaan, distribusi, kebijakan, hingga perilaku konsumsi masyarakat. Dalam konteks ini, langkah-langkah Dinas Ketahanan Pangan tidak hanya mencakup penyediaan stok, tetapi juga stabilisasi harga, pengawasan distribusi, dan kolaborasi lintas lembaga.

Keberhasilan menjaga stabilitas pangan menjelang Nataru menunjukkan bahwa ekosistem pangan Jambi berjalan dengan baik. Pemerintah merencanakan proyeksi kebutuhan secara bulanan, mempersiapkan stok yang cukup, melakukan intervensi harga melalui GPM, dan memperkuat pengawasan melalui tim satgas. Semua ini menunjukkan bahwa pendekatan ketahanan pangan di Jambi bukan berbasis reaktif, tetapi berbasis perencanaan.

 

#Ketahanan Pangan Jambi, Stabil dan Menenteramkan

Menjelang Nataru, masyarakat Jambi memiliki alasan kuat untuk merasa tenang. Pemerintah daerah telah membangun sistem yang memastikan ketersediaan pangan tetap terjaga. Stok beras yang melimpah, GPM yang masif, pengawasan ketat di pasar, serta koordinasi yang solid antar instansi adalah bukti keseriusan pemerintah dalam melindungi masyarakat dari gejolak harga.

Seperti disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, masyarakat tidak perlu khawatir. Dengan langkah-langkah terarah dan kolaborasi lintas sektor, Jambi berada dalam kondisi stabil, aman, dan terkendali dalam menghadapi Nataru.

Penulis: Johansyah SE, ME
Editor: Linnaliska