Fahmi Rasid

Mendalo–Kota Jambi dan Seruan Kemanusiaan: Saatnya Pelebaran Jalan Masuk Prioritas Nasional

“Infrastruktur bukan sekadar beton, tetapi penjaga keselamatan dan masa depan generasi muda.” : Bang Edi...

 

Oleh : Dr. Fahmi Rasid 

LAM PROVINSI JAMBI 

Di Provinsi Jambi, terdapat sebuah jalur strategis yang selama bertahun-tahun menjadi nadi mobilitas pendidikan, ekonomi, dan sosial masyarakat: ruas jalan Kota Jambi – Mendalo – Pijoan. Jalan ini bukan sekadar aspal yang menghubungkan dua wilayah, tetapi jalur harapan, jalur ilmu, dan jalur masa depan. Setiap hari, puluhan ribu mahasiswa, pelajar, pekerja, dan masyarakat umum melintas dengan harapan pulang kembali dalam keadaan selamat. Namun, harapan itu terlalu sering dipatahkan oleh kenyataan: kecelakaan yang merenggut nyawa.

Karena itu, langkah Anggota DPR RI Dapil Jambi, Edi Purwanto, yang mengusulkan pelebaran jalan utama dari Kota Jambi menuju Mendalo, bukan sekadar usulan teknis, melainkan seruan kemanusiaan. Sebuah panggilan moral agar kita menyelamatkan generasi muda Jambi dan membuka ruang pertumbuhan baru bagi daerah ini.

 

#Jalur Pendidikan yang Kian Padat

Ruas jalan tersebut menghubungkan dua perguruan tinggi negeri terbesar di Jambi: Universitas Jambi (UNJA) dan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin (UIN STS). Berdasarkan data terkini, jumlah mahasiswa aktif kedua kampus itu mencapai sekitar 57 ribu orang. Ini belum termasuk ribuan pelajar dari SMA Titian Teras dan MAN Insan Cendekia, dua sekolah unggulan yang sejak lama menjadi magnet pendidikan di Jambi.

Setiap hari, jalan yang sempit itu menjadi saksi perjuangan anak-anak muda mencari ilmu. Mereka berangkat pagi, berdesakan, bersaing dengan truk logistik antarprovinsi dan ribuan sepeda motor. Tidak ada ruang keselamatan yang ideal. Tidak ada bahu jalan memadai. Tidak ada jalur khusus yang dapat mengurangi risiko fatal.

Sampai hari ini, menurut Edi Purwanto, hampir 50 mahasiswa telah meninggal dunia akibat kecelakaan di ruas jalan yang sama. Jika dalam dunia kesehatan angka seperti ini disebut “Kejadian Luar Biasa”, maka dalam tata ruang dan transportasi, kondisi ini tidak ubahnya sebuah darurat keselamatan publik.

 

Eksit Tol Pijoan: Peluang Ekonomi yang Menuntut Respons Cepat

 

Kementerian PUPR tengah membuka akses baru berupa Exit Tol Pijoan, yang diproyeksikan menjadi simpul pertumbuhan ekonomi baru di Jambi bagian tengah. Exit tol ini akan memperbesar volume lalu lintas yang bermuara ke Jalan Nasional Mendalo–Jambi.

 

Jika kondisi jalan yang sempit dibiarkan, maka:

Kemacetan akan semakin parah.

Risiko kecelakaan meningkat tajam.

Distribusi barang terganggu.

Efektifitas tol menurun.

Pertumbuhan investasi di sekitar simpul tersebut terhambat.

 

Pelebaran jalan bukan lagi opsi, tetapi keharusan struktural untuk memastikan kawasan ekonomi yang sedang dibentuk tidak terterpa persoalan klasik: macet, sempit, dan mematikan.

Selaras dengan Arah RPJMD Provinsi Jambi 2025–2029

Usulan pelebaran Jalan Mendalo sepenuhnya sejalan dengan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMD Provinsi Jambi 2025–2029, khususnya:

 

1. Penguatan Infrastruktur Wilayah dan Konektivitas Nasional

– Jalan nasional Kota Jambi – Mendalo adalah tulang punggung konektivitas provinsi.

– Peningkatan kapasitas jalan adalah bagian dari strategi mengurangi biaya logistik dan mempercepat mobilitas.

 

2. Pengembangan Kawasan Pendidikan, Ekonomi Kreatif, dan Sentra Pertumbuhan Baru

– Mendalo telah berkembang sebagai “Kota Mahasiswa”.

– Exit Tol Pijoan berpotensi menciptakan kawasan ekspansi ekonomi baru di Muaro Jambi.

 

3. Peningkatan Kualitas Layanan Publik dan Keselamatan Transportasi

– Tingginya angka kecelakaan membuat ruas ini masuk kategori black spot yang harus segera ditangani.

Dengan demikian, apa yang disuarakan Edi Purwanto adalah sebuah langkah sinkron, tidak hanya dengan kepentingan pusat namun juga dengan peta jalan pembangunan daerah lima tahun ke depan.

Aset Provinsi dan Pusat yang Harus Diamankan

Di sepanjang ruas tersebut terdapat berbagai aset milik Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat, termasuk:

fasilitas pendidikan,

fasilitas kesehatan,

aset lahan pemerintah,

kawasan strategis pengembangan permukiman,

wilayah produktif yang menjadi bagian dari struktur ruang RTRW Provinsi Jambi.

 

Saat arus kendaraan meningkat dan insiden kecelakaan bertambah, semua aset tersebut ikut terdampak. Mobilitas layanan terhambat, akses publik terhalang, dan nilai guna kawasan melemah.

Pelebaran jalan berarti mengamankan aset negara yang telah dibangun puluhan tahun, sekaligus menciptakan nilai tambah ekonomi baru melalui peningkatan aksesibilitas.

#Mendalo: Ruang Pertumbuhan Baru yang Tidak Boleh Terlambat Dibangun

Mendalo–Pijoan hari ini bukan lagi daerah pinggiran. Ia berkembang menjadi:

kawasan permukiman baru,

pusat hunian mahasiswa,

zona kuliner dan jasa,

sentra industri kreatif,

wilayah penyangga Kota Jambi.

 

Jika tidak dilakukan peremajaan infrastruktur, maka kawasan potensial ini akan tumbuh tanpa arah, terjebak dalam pola pembangunan tidak berkelanjutan, penuh bottleneck, dan rawan kecelakaan.

 

Pelebaran jalan memberi ruang bagi:

koridor bisnis,

investasi perumahan,

hotel & hospitality untuk dunia pendidikan,

UKM mahasiswa,

kampus baru dan laboratorium satelit,

transportasi umum yang lebih tertata.

Infrastruktur adalah induk segala pertumbuhan. Tanpa itu, Jambi hanya akan menjadi penonton arus perkembangan Sumatera.

#Kita Tidak Boleh Menunggu Korban Berikutnya

Argumen teknis sebenarnya sudah selesai: jalan sempit, volume kendaraan meningkat, exit tol segera beroperasi, dan angka kematian sangat tinggi. Namun argumen moral jauh lebih besar dan jauh lebih penting.

Di balik angka “50 mahasiswa meninggal”, ada keluarga yang kehilangan anaknya, ada mimpi yang runtuh, ada masa depan yang terputus. Setiap nyawa harus menjadi alarm bagi kita semua.

Pelebaran jalan bukan soal proyek infrastruktur. Ini adalah perlindungan negara terhadap warganya, terutama terhadap para pemuda yang kelak menjadi pemimpin Jambi.

 

Seruan dari Jambi untuk Indonesia

Usulan Edi Purwanto kepada Menteri PUPR agar ruas ini dimasukkan dalam Skala Prioritas Nasional adalah langkah berani, berpihak, dan penuh empati. Ia tidak hanya menyuarakan kepentingan daerah, tetapi menyampaikan aspirasi nyata puluhan ribu mahasiswa dan masyarakat Mendalo.

Saat pemerintah pusat membuka ruang pembangunan jalan nasional yang lebih aman dan lebih lebar, maka Indonesia sedang berinvestasi pada masa depan Jambi.

Kita semua berharap:

Agar Kementerian PUPR menindaklanjuti ini bukan sebagai usulan biasa, tetapi sebagai panggilan darurat untuk keselamatan publik, sekaligus peluang memajukan Jambi melalui koridor infrastruktur yang kuat dan berkelanjutan.

 

#Jalan Bagi Masa Depan

Jalan Mendalo bukan sekadar penghubung Kota Jambi menuju kampus. Ia adalah jalur lahirnya para sarjana, jalan menuju masa depan, jalan menuju ekonomi baru, dan jalan yang menyatukan mimpi ribuan keluarga di Provinsi Jambi.

Sekarang adalah waktunya untuk berbenah, bukan menunda.

Jika kita ingin melihat Jambi yang tumbuh, aman, maju, dan berdaya saing, maka pelebaran dan pembangunan dua jalur di ruas Kota Jambi–Mendalo–Pijoan harus menjadi prioritas segera.

Karena keselamatan tidak bisa ditawar.

Dan masa depan tidak boleh lagi menjadi korban di jalan yang sama.

Penulis: Fahmi Rasid
Editor: Linnaliska