JAMBI, bungopos.com - Shalat adalah ibadah wajib yang harus dijalankan ummat muslim. Dalam Ihya’ Ulumuddin, Imam Al-Ghazali membagi kualitas shalat menjadi tujuh tingkatan, dari yang paling rendah hingga paling tinggi. Setiap tingkatan mencerminkan kedalaman hubungan seorang hamba dengan Allah
1. Shalat orang lalai (ghafil);
Hanya melakukan gerakan lahiriah tanpa kesadaran makna. Inilah shalat orang yang sekadar menggugurkan kewajiban.
2. Shalat orang yang sadar secara lahir;
Ia menunaikan shalat dengan benar sesuai syariat, tetapi hati masih sering melayang.
3. Shalat orang yang menjaga kehadiran hati;
Ia berusaha fokus dan memahami setiap bacaan. Hatinya mulai hadir.
4. Shalat orang yang khusyuk;
Hatinya tenang, pikirannya tertuju penuh kepada Allah. Ia merasa sedang berdiri di hadapan-Nya.
5. Shalat orang yang menyaksikan kebesaran Allah;
Ia merasakan keagungan dan kehadiran Allah seolah-olah melihat-Nya.
6. Shalat orang yang fana dari diri sendiri;
Ia tidak lagi melihat dirinya, hanya Allah yang hadir dalam kesadarannya. Inilah puncak khusyuk para arifin (orang-orang yang mengenal Allah).
7. Shalatnya para nabi dan wali;
Mereka salat bukan karena perintah atau pahala, melainkan karena cinta. Shalat menjadi kebutuhan jiwa, bukan beban kewajiban. (***)