Mohd Haramen

Dibalik Larangan Keluar Malam, Ada Cinta Dr H Maulana Pada Gen Z

Oleh : Mohd Haramen

KOTA Jambi tengah menghadapi persoalan serius yang tidak bisa lagi dianggap sepele. Maraknya aksi geng motor yang melibatkan anak-anak Gen Z atau di bawah umur jadi fenomenal. Kondisi ini bukan sekadar pelanggaran hukum, tetapi juga tanda bahaya bagi masa depan generasi muda kota Jambi. Ketika anak-anak kehilangan arah, dan malam menjadi ruang hampa tanpa kendali maka tanda kehancuran didepan mata. Padahal, mereka masih tahapan belajar tentang hidup.

Dalam konteks inilah, langkah Wali Kota Jambi, Dr. dr. H. Maulana, MKM, memberlakukan jam malam bagi anak di bawah usia 17 tahun patut diapresiasi. Kebijakan yang akan berlaku mulai pukul 22.00 hingga 04.30 WIB itu bukan hanya bentuk ketegasan, melainkan pesan moral dan sosial bahwa negara, melalui pemerintah daerah, hadir untuk melindungi warganya, terutama generasi muda.

Bagi sebagian orang, aturan ini mungkin terasa keras. Namun mari kita jujur, sekeras apa pun kebijakan ini, ia lahir dari keprihatinan yang nyata. Sudah terlalu sering kita membaca berita tentang remaja yang tertangkap membawa senjata tajam, terlibat balap liar, atau bahkan menjadi korban tindak kekerasan di jalanan. Orang tua khawatir melepas anaknya di malam hari, dan masyarakat pun hidup dalam bayang ketakutan.

Langkah Maulana bukan hanya represif, tetapi juga preventif. Ia menata ulang ruang sosial malam hari—sebuah ruang yang selama ini terlalu longgar, terlalu dibiarkan menjadi arena kehilangan arah. Dan yang lebih penting, ia tidak berhenti pada larangan. Pemerintah Kota Jambi berencana memperkuat kegiatan pembinaan remaja, dari olahraga, seni, hingga kegiatan keagamaan. Ini berarti, anak-anak tidak sekadar dilarang keluar malam, tetapi juga didorong untuk tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan produktif.

Saya melihat kebijakan ini sebagai sebuah ajakan untuk refleksi bersama. Apakah selama ini kita, para orang tua dan masyarakat, sudah cukup hadir bagi anak-anak kita? Atau kita justru terlalu sibuk, membiarkan mereka mencari jati diri di jalanan, di geng, di ruang digital yang tanpa batas?

Jam malam bukan solusi tunggal, tentu saja. Ia hanya satu langkah dari banyak hal yang harus dilakukan. Tetapi ia adalah langkah penting—karena keberanian mengambil keputusan tidak populer demi kebaikan bersama adalah ciri pemimpin sejati.

Wali Kota Jambi telah memulai langkahnya. Kini giliran kita, warga kota, untuk menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton. Menjaga anak-anak agar tidak tersesat bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab moral setiap orang dewasa yang peduli akan masa depan.

Malam memang waktu untuk beristirahat. Namun bagi kita semua, ini saatnya untuk terjaga—agar generasi muda Jambi tidak tertidur dalam kegelapan nilai dan kehilangan arah hidupnya.

(Penulis adalah Pengurus ICMI Kota Jambi)

Penulis: Mohd Haramen
Editor: Arya Abisatya