MUARABUNGO, bungopos.com – Senin (16/9/2025) siang, halaman kantor DPRD Kabupaten Bungo berubah menjadi lautan suara protes. Ratusan sopir truk berkumpul, membawa aspirasi yang selama ini mereka pendam: sulitnya memperoleh bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar.
Di balik teriknya matahari, wajah-wajah lelah para sopir tampak jelas. Mereka yang sehari-hari mengandalkan truk untuk mencari nafkah, kini harus berjibaku dengan antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Ironisnya, meski jumlah SPBU di Bungo cukup banyak, solar bersubsidi tetap saja sulit mereka dapatkan.
“Kadang kami antre berjam-jam, bahkan sampai larut malam. Tapi tetap saja sering kehabisan. Bagaimana kami bisa kerja kalau truk tidak jalan?” keluh salah seorang sopir yang turut dalam aksi.
Bagi para sopir, solar bukan sekadar bahan bakar. Ia adalah denyut nadi kehidupan. Tanpa solar, truk berhenti. Dan ketika truk berhenti, roda ekonomi keluarga ikut tersendat. Banyak dari mereka yang hanya menggantungkan hidup pada penghasilan harian, sehingga keterlambatan distribusi solar berarti keterlambatan dapur mengepul.
Aksi ini bukan sekadar unjuk rasa biasa. Lebih dari itu, ia adalah jeritan hati masyarakat kecil yang berharap perhatian serius pemerintah. Para sopir ingin wakil rakyat yang duduk di kursi DPRD mendengar langsung persoalan di lapangan, bukan hanya melalui laporan di atas kertas.
Beberapa spanduk terbentang, berisi tuntutan agar distribusi solar bersubsidi benar-benar tepat sasaran. “Jangan biarkan kami antre panjang sementara ada pihak lain yang lebih mudah mendapatkannya,” seru salah satu orator.
Meski berlangsung dengan penuh semangat, aksi tetap berjalan tertib. Para sopir berharap, langkah mereka mendatangi DPRD tidak sia-sia. Mereka menanti jawaban nyata, bukan sekadar janji.
Hari itu, suara klakson truk yang biasanya riuh di jalan raya, berpindah menjadi gema protes di depan gedung dewan. Sebuah pesan sederhana ingin mereka sampaikan: solar adalah kebutuhan pokok bagi para sopir, dan akses untuk mendapatkannya adalah hak yang mesti dijamin.
Pendemo awalnya langsung ditemui tiga pimpinan DPRD Bungo untuk menyambut protes yang dilakukan oleh para sopir truk. Ketua DPRD Bungo, M. Adani berjanji akan secepatnya menuntaskan tuntutan pendemo.
Selang beberapa waktu Bupati Bungo, Dedy Putra juga menemui pendemo. Dedy menegaskan secepatnya menuntaskan persoalan tersebut dan akan memanggil seluruh manager SPBU di kabupaten Bungo.
"SPBU itu memang punya mereka, tapi minyak itu punya negara. Semua kita berhak mendapatkannya. Tidak boleh ada permainan seperti itu, siang langsung kita panggil seluruh manager SPBU di kabupaten Bungo," tegas Dedy Putra. (***)