JAMBI, Bungopos.com – Warga Aur Kenali dan Mendalo Darat Jambi melakukan aksi demo Sabtu (13/9/2025). Aksi ini sempat melumpuhkan jalan nasional hampir tujuh jam, ribuan kendaraan tak bergerak selama hampir tujuh jam sejak pukul 09.00 WIB.
Dalam aksi ini warga meminta pemerintah menghentikan rencana pembangunan stockpile yang sedang dilakukan perusahaan PT SAS di Aur Kenali. Alasan pencemaran udara yang bisa ditimbulkan, dari debu batu bara, menjadi salah satu penyebabnya.
Salah satu orator mengatakan, penolakan sudah sering disuarakan namun tidak ada tindak lanjutnya. Sehingga aksi hari ini dirasa perlu dilakukan agar pemerintah mau mendengar keluhan warga. Warga akhirnya menyegel lokasi proyek underpass di lokasi demo dan meminta Sekda Kota Jambi dan Sekda Provinsi Jambi menandatangani petisi penghentian pembangunan stockpile.
Terpisah, Helly Kameswara Direktur PT Sinar Anugerah Sukses. dikutip dari Kompas.com. mengatakan saat ini perusahaan sedang membangun jalan khusus batu bara sepanjang 108 kilometer dari kawasan tambang PT SAS di Kabupaten Sarolangun hingga ke area Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Aur Kenali Kota Jambi.
“Menyediakan jalan khusus adalah komitmen perusahaan untuk mengatasi berbagai persoalan di Jambi. Mulai dari kerusakan jalan umum yang terus menggerus dana pemerintah untuk perbaikan, kecelakaan yang memakan ratusan korban jiwa dan berbagai dampak ekonomi dan dampak sosial lainnya,” ujar Helly dalam keterangan yang diterima Kompas.com.
Terkait potensi debu yang kini sedang disuarakan warga, PT SAS memastikan itu tidak seperti yang ditudingkan, semua telah dirancang sedemikian rupa menerapkan konsep modern dan ramah lingkungan.
Bahkan sumber debu yang biasanya bersumber dari aktivitas crushing, itu tidak akan terjadi di TUKS Aur Kenali, karena semua proses crushing dilakukan di area tambang. Conveyor yang digunakan juga conveyor modern dengan desain tertutup, tidak akan melepas potensi debu ke udara bebas.
Di kawasan TUKS, kami juga telah mengakomodir ruang terbuka hijau (RTH) seluas 62 hektar untuk menjaga segala dampak lingkungan dan itu tertuang di dokumen AMDAL. Ini juga yang akan jadi pembeda antara TUKS milik PT SAS dengan TUKS lain yang mungkin menghasilkan debu di lokasi operasionalnya di Provinsi Jambi.
“Niat kami baik. Tentu niat baik ini tidak mungkin kami cemari dengan sesuatu yang tidak baik. Kami ingin bisnis tambang kami bisa berlangsung jangka panjang dan masyarakat Jambi secara luas bisa mendapat manfaatnya, lanjut Helly.