RAKORDA : Sinkronisasi Ulama - Umara

Bupati Bungo Kumpulkan Para Kiyai, Ada Apa ya ?

MUARO BUNGO, bungopos.com – Suasana Aula Bappeda Kabupaten Bungo, Selasa (2/9/2025), terasa berbeda. Kursi-kursi yang biasanya dipenuhi oleh jajaran birokrat, pagi itu diisi oleh para tokoh kharismatik pemimpin pondok pesantren se-Kabupaten Bungo. Mereka duduk berdampingan dengan para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), membaur dalam sebuah forum yang jarang terjadi: rapat koordinasi (rakor) sinkronisasi program pembangunan bersama pesantren.

Bupati Bungo, H. Dedy Putra, SH, M.Kn., memimpin langsung pertemuan perdana ini. Dengan nada yang tenang namun penuh penekanan, ia menyampaikan pandangannya tentang peran vital pondok pesantren dalam pembangunan daerah.
“Pesantren bukan hanya sebagai lembaga pendidikan agama, tetapi juga mitra strategis pemerintah dalam membangun SDM yang unggul. Kami ingin mendengar langsung masukan dari para pimpinan pesantren agar program pembangunan bisa lebih sinkron dan tepat sasaran,” ujar Dedy.

Pernyataan ini disambut anggukan serius para kiai. Forum yang difasilitasi Bappeda tersebut bukan sekadar seremonial, tetapi menjadi ruang dialog yang membuka peluang kerja sama lebih erat antara pemerintah daerah dan lembaga pendidikan berbasis agama.

Bupati Dedy menekankan bahwa pesantren telah terbukti menjadi pusat lahirnya generasi berakhlak, berilmu, dan berdaya saing. Maka, pemerintah merasa perlu merangkul peran mereka dalam strategi pembangunan jangka panjang. “Pembangunan bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga pembangunan karakter dan moral,” tegasnya.

Di sisi lain, para pimpinan pondok pesantren melalui Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Bungo menyampaikan aspirasi mereka. Beberapa isu yang mengemuka antara lain peningkatan fasilitas pesantren, dukungan beasiswa santri berprestasi, hingga pelatihan keterampilan agar lulusan pesantren mampu bersaing di era modern.

Suasana rakor terasa hangat dan egaliter. Tak ada jarak mencolok antara pejabat dan ulama. Diskusi mengalir seperti aliran sungai Batang Bungo yang tenang namun penuh makna, membawa semangat kebersamaan untuk membangun daerah.

Pertemuan itu menandai awal sinergi baru. Bagi pemerintah daerah, menjalin komunikasi intensif dengan pesantren adalah langkah strategis. Sedangkan bagi pesantren, kesempatan ini menjadi ruang untuk memastikan suara mereka didengar dalam peta pembangunan Kabupaten Bungo.

Pada akhirnya, rakor perdana ini bukan hanya tentang sinkronisasi program, tetapi juga tentang merawat hubungan harmonis antara pemerintah dan pesantren. Sebuah ikhtiar agar Bungo tidak hanya maju secara fisik, tetapi juga tumbuh sebagai daerah yang religius, berbudaya, dan berdaya saing. (***)

Editor: Arya Abisatya
Sumber: www.bungokab.go.id