SOSIALISASI EMPAT PILAR : Anggota MPR RI/DPR RI, Elpisina MSi melakukan sosialisasi empat pilar

Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Ponpes Minhajus Sa'adah, Elpisina Tegaskan Pentingnya Pemahaman Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

 

JAMBI, bungopos.com - Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Elpisina, menggelar kegiatan sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Pondok Pesantren Minhajus Sa'adah.

Sosialisasi ini dilaksanakan dalam upaya memperkuat, pemahaman nilai-nilai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara di kalangan santri.

Kegiatan ini juga mendapat sambutan antusias dari para pelajar pesantren, yang menjadi peserta aktif dalam dialog dan diskusi yang berlangsung terbuka.

Dalam pemaparannya, Elpisina menegaskan tentang pentingnya pemahaman 4 Pilar Kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika), sebagai fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya ditengah tantangan era digital yang sarat dengan disinformasi.

“Sosialisasi ini bukan hanya sekedar edukasi, tetapi juga penguatan karakter kebangsaan yang relevan dengan nilai-nilai Islam yang selama ini telah diajarkan di pesantren,” ujarnya.

Elpisina juga menuturkan, bahwa saat ini pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sudah mulai memudar, serta tidak lagi menjadi pedoman bagi sebagian masyarakat.

"Nah jadi yang perlu kita pahami bersama-sama, Indonesia ini bukan negara Islam. Tetapi sila pertama ketuhanan yang maha esa. Namun saat ini banyak sekali yang tidak mengamalkan nilai yang terkandung dalam sila pertama ini," jelasnya.

Selain itu, menurutnya Bhinneka Tunggal Ika, menjadi kunci penting dalam menciptakan harmoni di lingkungan pesantren yang multikultural. Ia juga menekankan, pentingnya sikap kritis terhadap budaya luar yang tidak sejalan dengan jati diri bangsa.

Dialog yang mengiringi sosialisasi, menunjukkan tingginya kesadaran pelajar akan perlunya implementasi nilai-nilai 4 Pilar dalam kehidupan sehari-hari. Santri mengangkat isu-isu seperti gotong royong, musyawarah, dan semangat cinta tanah air sebagai contoh konkret yang telah lama hidup dalam tradisi pesantren.

“Saya melihat bahwa pelajar di pesantren memiliki semangat dan kapasitas untuk menjadi agen penyebar nilai kebangsaan,” kata Elpisina.

Ia juga mendorong agar santri tak ragu menyampaikan aspirasi jika terdapat kebijakan yang dirasa tak sejalan dengan semangat konstitusi.(*)

Editor: arya abisatya