JAMBI, bungopos.com - Kelurahan Olak Kemang Kota Jambi berpotensi besar dalam mendukung program Ketahanan Pangan. Mengingat daerah ini memiliki luas sawah sekitar 103 hektare atau 7,5 persen dari total luas sawah di Kota Jambi. Hal ini disampaikan oleh Dosen Universitas Jambi, Ir Ade Nurdin ST, MT seperti yang direlease oleh website resmi Unja.
“Namun, potensi tersebut terhambat oleh berbagai permasalahan, infrastruktur irigasi yang rusak, kurangnya keterampilan petani dalam perawatan sistem, hingga tantangan alam seperti perubahan intensitas curah hujan,'' tutur ketua tim pengabdian masyarakat Unja ini.
Semua kondisi tersebut, lanjutnya, menjadi kendala utama yang menghambat produktivitas pertanian di Olak Kemang tersebut. Oleh karena itu, katanya, diperlukan solusi inovatif yang tidak hanya dapat mengatasi masalah teknis, tetapi juga memberdayakan masyarakat setempat untuk mencapai keberlanjutan pertanian.
Menurut Ade Nurdin Sawah di Kelurahan Olak Kemang terletak di dataran rendah di utara Sungai Batanghari. Lokasi ini membuat sawah rentan terhadap genangan air saat hujan lebat dan kesulitan air selama musim kemarau. Sistem irigasi yang ada telah mengalami kerusakan sejak beberapa tahun terakhir.
''Gearbox pintu air yang rusak dan dindin gembung yang tidak optimal membuat air tidak dapat mengalir dengan baik ke sawah. Selain itu, pencurian komponen irigasi memperburuk situasi,'' tuturnya.
Selain itu lanjutnya, kurangnya pemahaman petani tentang perawatan system irigasi turut menjadi faktor yang memperparah masalah ini, banyak petani tidak memiliki pengetahuan teknis untuk memperbaiki atau merawat infrastruktur irigasi. Sehingga mereka hanya bisa mengandalkan cara-cara tradisional. Hal ini berdampak pada penurunan produktivitas, yang secara kumulatif mencapai 50,8% di Kota Jambi.
Ade Nurdin juga menambahkan sebagai respons terhadap tantangan ini, maka tim Pengabdian Kepada Masyarakat dari Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi mengadakan kegiatan pengabdian di Kelurahan Olak Kemang berupa merancang dan mengimplementasikan sistem irigasi tenaga angin sebagai solusi inovatif. Teknologi ini memanfaatkan turbin angin untuk menggerakkan air ke sawah, tanpa memerlukan listrik atau bahan bakar fosil. Sistem ini dirancang agar ramah lingkungan. (***)