Ilustrasi

Anda Khawatir Takut Rezeki Tak Kunjung Datang ? Begini Penjelasan Alqur'an

JAKARTA, bungopos.com - Kekhawatiran akan rezeki di masa mendatang kerapkali menghantui pikiran manusia. Takut terhadap kebutuhan yang tidak tercukupi karena biaya hidup yang semakin mahal, sementara pendapatan tidak kunjung meningkat.   Ini merupakan hal lumrah dalam dinamika kehidupan manusia. Sebagai hamba Allah swt yang beriman, problem semacam ini merupakan ujian yang harus dilewati dengan penuh keikhlasan dan pengharapan.  

Dulu, pada zaman Nabi Muhammad saw, para sahabat juga pernah merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan oleh kebanyakan manusia di era modern ini. Badai kecemasan terjadi ketika kaum muslimin disarankan untuk berhijrah oleh Rasulullah saw ke Madinah. Karena alasan itulah muncul kekhawatiran, kalau hijrah mereka takut tidak memiliki tempat tinggal dan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup.  

Kemudian turun surat Al-Ankabut ayat 60 sebagai perumpamaan dan nasihat bagi kaum muslimin, masalah rezeki itu urusan Allah swt. Tidak perlu dirisaukan secara berlebihan. Berikut ini ayat, transliterasi, terjemah, dan tafsir ulama tentang surat Al-Ankabut ayat 60:  

وَكَاَيِّنْ مِّنْ دَاۤبَّةٍ لَّا تَحْمِلُ رِزْقَهَاۖ اللّٰهُ يَرْزُقُهَا وَاِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ  

Wa ka'ayyim min dâbbatil lâ taḫmilu rizqahallâhu yarzuquhâ wa iyyâkum wa huwas-samî‘ul-‘alîm.  

Artinya, "Betapa banyak hewan bergerak yang tidak dapat mengusahakan rezekinya sendiri. Allahlah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."    

Tafsir Ibnu Katsir Ibnu Katsir menjelaskan, dalam ayat Allah swt mengabarkan kepada kaum muslimin bahwa rezeki itu tidak hanya ada dalam suatu tempat dan waktu tertentu. Akan tetapi rezeki Allah swt sangat luas dan menyeluruh untuk makhluk-Nya, di manapun dan kapanpun mereka berada.   Rezeki yang ditetapkan bagi kaum Muhajirin sekiranya mereka berhijrah akan lebih banyak, lebih luas, dan lebih baik. Tidak lama setelah hijrah ini mereka akan menjadi pelopor kemajuan bagi berbagai negeri.  

قال تَعَالَى: وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا أَيْ لا تطيق جمعه وتحصيله ولا تدخر شَيْئًا لِغَدٍ اللَّهُ يَرْزُقُها وَإِيَّاكُمْ أَيِ اللَّهُ يُقَيِّضُ لَهَا رِزْقَهَا عَلَى ضَعْفِهَا وَيُيَسِّرُهُ عَلَيْهَا، فَيَبْعَثُ إِلَى كُلِّ مَخْلُوقٍ مِنَ الرِّزْقِ مَا يُصْلِحُهُ حَتَّى الذَّرِّ فِي قَرَارِ الْأَرْضِ، وَالطَّيْرِ في الهواء والحيتان في الماء  

Artinya, "Allah swt berfirman, 'Betapa banyak hewan bergerak yang tidak dapat mengusahakan rezekinya sendiri.' Yakni mereka tidak kuasa dalam mengumpulkan dan memperolehnya serta tidak pula mempunyai persediaan sesuatu apapun untuk esok hari. (***)

Penulis: Ustadz Muhaimin Yasin, Alumnus Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin Lombok Barat
Editor: arya abisatya
Sumber: Sumber: https://islam.nu.or.id