KELAS DUNIA : Para ilmuan kelas dunia yang berasal dari berbagai perguruan tinggi

150 Ilmuan Indonesia Masuk Jajaran 2% Ilmuwan Berpengaruh di Dunia

YOGYAKARTA, bungopos.com - Sebanyak 150 ilmuan Indonesia masuk dalam daftar World’s Top 2 Percent Scientist 2024 yang dirilis oleh Stanford University dan Elsevier. Mereka yang masuk dalam kategori sebagai ilmuwan yang berpengaruh di dunia didasarkan dari hasill riset dan dampak sitasi karya ilmiah dalam dunia akademik, atau yang paling banyak dikutip maupun jadi rujukan.

Diantaranya ada tujuh orang dosen UGM tersebut adalah Prof Abdul Rohman dari Fakultas Farmasi, Prof Muh Aris Marfai dari Fakultas Geografi, Prof Ahmad Maryudi dari Fakultas Kehutanan, Dr Ganjar Alfian dari Sekolah Vokasi, Eka Noviana, Ph.D., dari Fakultas Farmasi, Muhammad Akhsin Muflikhun Ph.D., dari Fakultas Teknik, dan Prof Jumina dari Fakultas MIPA.

Aris Marfai mengaku bersyukur bisa ditempatkan sebagai dari 2 persen ilmuwan paling berpengaruh dunia. Menurutnya, prestasi ini sebagai bentuk refleksi sekaligus memotivasi agar lebih banyak memberikan kontribusi dalam riset dan pengabdian kepada masy rakat. “Tentu hal ini dapat digunakan untuk refleksi dan motivasi bagi kita dalam memberikan kontribusi dan pengabdian pada masyarakat luas melalui pemanfaatan dan pengembangan bidang keilmuan,” kata Aris Marfai, Minggu (22/9).

Aris Marfai yang saat ini menjabat Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) menuturkan, selama ini lebih banyak melakukan publikasi di bidang ilmu geografi terutama  terkait geomorfologi, kebencanaan, informasi geospasial dan kepesisiran. “Lebih dari 300 publikasi yang telah dihasilkan selama ini, baik berupa jurnal internasional, jurnal nasional, buku, buku chapter, buku ajar, dan prosiding seminar,” kayanya.

Berdasarkan hasil penelusuran google scholar, kata Aris Marfai, ada 15 publikasi teratas berupa jurnal internasional bereputasi atas dengan data disitasi antara 150-250 kutipan tiap publikasi. “Dari data google scholar total kutipan dari seluruh publikasi kami mencapai 5713. Sebagian besar disitasi oleh publikasi lain di luar negeri,” jelasnya.

Bagi Aris Marfai, predikat yg diperoleh ini bukanlah tujuan, namun semata mata sebagai konsekuensi atas kemauan, dedikasi dan pengabdian kita semua secara terus menerus pada ilmu pengetahuan untuk kebermanfaatan yg luas pada masyarakat.

Hal yang sama disampaikan oleh Ahmad Maryudi, mengaku senang bisa masuk daftar tersebut. Menurutnya, ada banyak indikator yang digunakan untuk membuat daftar tersebut. Jumlah publikasi hanya salah satu saja. “Indikator yang cukup krusial adalah sejauh mana karya-karya kita mewarnai penelitian-penelitian lain di seluruh dunia, yang dicerminkan dari seberapa sering karya kita dirujuk atau disitasi. Jadi perhitungan benar-benar didasarkan pada seberapa sering kita mewarnai karya-karya peneliti lain,” katanya.

Untuk sub-bidang kehutanan, kata Maryudi, tercatat ada 32.813 peneliti yang masuk daftar. Beruntung, dirinya berada diperingkat 201 dunia. “Riset adalah jati diri saya. Predikat ini tentunya akan semakin memotivasi saya untuk terus berkarya. Tentunya melaksanakan riset-riset yang bermanfaat. Tidak semua riset bisa langsung diterapkan secara langsung,” kata Maryudi yang banyak melakukan riset di bidang politik-kebijakan kehutanan dan lingkungan, khususnya tentang aktor dan relasi kuasa.

Sebagai satu-satunya perempuan dari 7 dosen UGM yang masuk daftar ilmuwan berpengaruh di dunia, Eka Noviana secara terang-terangan tidak menyangka ada namanya di daftar tersebut. Apalagi dia mengaku sebagai tengah memulai awal karir sebagai peneliti. “Suatu kehormatan bagi saya bisa masuk dalam list tersebut. Sebagai early career researcher, saya pribadi merasa masih sangat jauh dari figur peneliti berpengaruh. Semoga kedepannya saya bisa terus berkembang menuju kesana,” katanya merendah.

Eka mengaku sebagian besar publikasi yang dilakukannya terkait pengembangan alat uji berbasis kertas untuk pengujian atau diagnostik cepat yang rendah biaya dan dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna. Dari risetnya tersebut, kata Eka, ia mendapat 1.615 sitasi dari publikasi peneliti lain. “Sitasi banyak berasal dari luar negeri karena bidang paper-based analytical devices ini banyak digeluti oleh peneliti-peneliti dari berbagai negara seperti Brazil, Italia, Thailand, Jepang,” katanya. (***)

Editor: arya abisatya
Sumber: https://ugm.ac.id/