JAKARTA, bungopos.com — Wakil Presiden Ma`ruf Amin resmi ditetapkan sebagai Ketua Dewan Syuro Dewan Pimpinan Pusat PKB masa bakti 2024-2029 melalui Muktamar ke-6 PKB yang telah disetujui oleh seluruh DPW PKB di 38 Provinsi Indonesia di Bali, Sabtu (25/8/2024) malam.
Terpilihnya KH. Maruf Amin sebagai Ketua Dewan Syuro Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bermula dari musyawarah yang dilakukan oleh para Kiai Sepuh Nahdlatul Ulama (NU).
Dalam rapat tersebut, para kiai sepakat mendorong Kiai Maruf untuk memimpin Dewan Syuro PKB. Kesepakatan ini kemudian disetujui oleh para muktamirin dalam muktamar PKB yang digelar Minggu dinihari (25/8) WITA. Rapat Kiai Sepuh NU ini berlangsung sebelum sidang pleno Muktamar PKB dimulai, dengan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting.
Selain KH. Ma`ruf Amin, rapat ini juga dihadiri oleh KH. Said Aqil Siroj, KH. Nurul Huda Jazuli dari Ploso, KH. Kafabihi Mahrus Ali dari Lirboyo, KH. Saifullah Maksum dari Jakarta, KH. Abdussalam Shohib dari Jombang, KH. Taufik Abdullah dari Banjarnegara, dan Kiai Robikin Emhas.
Musyawarah ini menghasilkan keputusan bulat untuk memberikan dukungan penuh kepada KH. Ma`ruf Amin sebagai Ketua Dewan Syuro PKB periode 2024-2029.
Keputusan ini kemudian mendapat persetujuan dari para peserta muktamar, menjadikan KH. Ma`ruf Amin sebagai sosok yang akan memimpin Dewan Syuro PKB ke depan, diharapkan membawa arah yang lebih baik bagi partai.
Dalam memberikan sambutan di Muktamar PKB, Wapres mengatakan PKB, sesuai dengan namanya, yakni Partai Kebangkitan Bangsa, adalah partai yang visinya kebangkitan bangsa.
Wapres mengatakan, selama ini PKB sudah membuktikan dalam berbagai hal kiprahnya terhadap bangsa dan Negara. Menurutnya, PKB berhasil menyatukan seluruh kelompok, bukan cuma Nahdlatul Ulama (NU).
“Kenyataannya yang mendukung PKB bukan hanya orang NU, tapi, seluruh kelompok,” jelas Ma’ruf di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Sabtu (24/8/2024) malam.
Wapres mengingat pembentukan PKB pada 26 tahun lalu. Menurut dia, awalnya partai itu didirikan sebagai wadah menampung aspirasi warga NU atau nahdliyin. “Karena pada waktu itu orang NU ingin punya partai yang membawa aspirasi mereka,” jelas Ma’ruf.
Kemudian, PKB diterima oleh seluruh golongan. Menurut Ma’ruf, partai itu menggunakan taktik politik untuk merangkul semua golongan, “Karena politik PKB adalah politik rahmatan lil alamin, politik untuk semua golongan. Tadi juga Pak Muhaimin (Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar) bilang begitu ya, bukan rahmatanlilnahdiyin tapi rahmatanlilalamin,” ujar Ma’ruf.
Ma’ruf juga memuji PKB yang gerakan politiknya dinilai mengambil cara perbaikan. Tentunya, perbaikan yang diambil tidak hanya untuk kelompok tertentu, “Perbaikan artinya perbaikan untuk semua pihak, bukan harakahsiasiamulkiyah, bukan gerakan politik kekuasaan, bukan, jadi beda, umumnya politik kan strugle for power. Tapi PKB strugle for islah, perbaikan,” kata Ma’ruf.
Pembukaan Muktamar PKB turut dihadiri para Kiai sepuh KH. Nurul Huda Jazuli, Ploso, Kediri, KH. Said Aqil Siroj, Abuya Muhtadi Dimyati, Banten, KH. Subhan Makmun, Brebes, KH. Imam Jazuli, Cirebon, KH. Marzuki Mustamar, Jatim, KH. Kafabihi Mahrus, Lirboyo, KH. Chaidar Muhaiminan, Krapyak, Yogyakarta, KH. Ahmad Badawi Basyir, Kudus, dan Gus Fahmi Mathori Abdul Jalil.
Nampak pula Nyai Nurhayati Said Aqil, Nyai Hj. Ida Fatimah, Krapyak, Yogyakarta, Nyai Hj. Saidah Marzuki, Jatim, Gus Salam Shohib, Jombang, Gus Kautsar, Ploso, Kediri, serta Gus Fahim Royani, Ploso, Kediri. (***)