JAMBI, bungopos.com - Rektor Unja, Prof. Helmi, melakukan sendiri visitasi untuk melakukan verifikasi penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar- Kuliah (KIP-K). Bahkan ia juga ikut eluar masuk lorong dan gang sempit untuk mengunjungi calon mahasiswa penerima beasiswa.
Tanpa canggung, Prof Helmi dan tim juga masuk dan berdialog dengan mahasiswa penerima dan orang tuanya di dalam rumah. Rektor sangat terkesan dengan para mahasiswa penerima KIP-K.
Visitasi juga mengambil dokumentasi langsung berupa foto/video selama proses pemeriksaan kelengkapan berkas. Ini dilaksanakan sebagai bukti pendukung pelaksanaan kegiatan.
Prof Helmi sangat terkesan denganvisitasi yang ia ikuti. Ia bisa melihat langsung bagaimana kondisi calon penerima beasiswa. “Tidak ada yang ditutup-tutupi. Tidak ada manipulasi data, semua terlihat,” ujarnya.
Dari hasil visitasi KIP-K, Prof. Helmi mengatakan tim mendapatkan data lapangan yang sangat akurat. “Sebab kami bertemu langsung dengan calon penerima KIP-K dan keluarganya,” tuturnya.
Atas dasar itulah keputusan bisa diambil secara tepat. Dari kunjugan langsung ke lapangan, imbuh Rektor, bisa dilihat calon penerima KIP-K yang sangat layak dan diprioritaskan untuk mendapatkan KIP-K.
Beberapa pertimbangan tim di antaraya, kondisi rumah yang masih kontrak, pekerjaan orang tua yang serabutan (bapak bekerja sebagai sopir tidak tetap). Bahkan ada juga yang bekerja tukang angkut, ibu sebagai asisten rumah tangga.
Akibatnya, kondisi keuangan tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari hari. Di balik itu, calon penerima KIP-K ini memiliki semangat luar biasa untuk kuliah. “Hal-hal seperti inilah yang kita pastikan di lapanga sehingga beasiswa bisa tepat sasaran,” tegas Prof. Helmi.
Ia pun berharap visitasi KIP-K ini bisa membuat beasiswa tepat sasaran. Sehingga bisa membantu anak bangsa untuk meraih cita-citanya meski terkendala biaya.
Universitas Jambi (UNJA) mengirimkan 151 orang tim visitasi yang terjun langsung ke 1.957 rumah calon penerima Beasiswa KIP-K di pelosok-pelosok desa di berbagai kabupaten/kota di 5 Provinsi. (***)