JAKARTA, bungopos.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menjadi pembicara kunci pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi). Kegiatan ini berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.
Dalam kegiatan tersebut Mendagri memberikan sejumlah pesan penting yang perlu diperhatikan kepala daerah. Pesan itu di antaranya untuk fokus pada kebijakan di bidang pendidikan, kesehatan, dan pegembangan sumber daya manusia (SDM).
Selain hal tersebut, Mendagri juga meminta kepala daerah untuk berperan aktif dalam menghidupkan sektor swasta. Upaya itu diharapkan mampu mendorong peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). “Setiap daerah diharapkan nanti mampu untuk PAD-nya tinggi, membiayai sendiri,” ujarnya.
Untuk merealisasikan hal tersebut diperlukan kemampuan yang andal dari seorang kepala daerah. Untuk itulah, Mendagri meminta Apkasi bersama asosiasi-asosiasi kepala daerah lainnya agar membuat pelatihan bagi kepala daerah. Pelatihan tersebut terutama yang mampu membekali kepala daerah dalam memahami regulasi dengan baik, serta menumbuhkan jiwa entrepreneurship (kewirausahaan).
Kombinasi keduanya, imbuh Mendagri, diyakini akan dapat memaksimalkan potensi suatu daerah. “Bagaimana membuat agar pemikiran para kepala daerah berpikir dia seperti birokrat yang mengerti aturan, tapi dia [juga] bisa berpikir sebagai entrepreneur, wirausahawan,” katanya.
Menurut Mendagri, beberapa daerah di Indonesia memiliki potensi alam yang besar dan tak kalah dengan sejumlah tempat wisata populer di dunia, seperti Maldives. Potensi inilah yang perlu ditangkap kepala daerah agar dapat meningkatkan PAD-nya. Bila terdapat regulasi yang menghambat optimalisasi tersebut, Mendagri mendorong agar dapat diselesaikan melalui forum Apkasi.
“Dan saya selaku penasihat, pembina, yang memiliki pemikiran yang sama seperti tadi pasti saya akan berusaha juga membantu,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Mendagri menyampaikan terima kasih kepada daerah yang meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. Menurutnya, produk dalam negeri kualitasnya tak kalah dengan produk ternama dari luar negeri. Bahkan, selain cenderung lebih murah, produk dalam negeri secara kualitas mampu bersaing dengan pasar internasional.
“Karena kenyataannya kita mampu dan banyak saya kira produk-produk lain buatan Indonesia yang kemudian dikasih brand yang lain, brand luar negeri akhirnya menjadi mahal, padahal barang kita juga,” pungkasnya. (***)