JAMBI, bungopos.com - MagGrow merupakan pakan ternak alternatif untuk Ikan Lele, inovasi baru berbahan dasar Maggot, Eceng Gondok, dan Daun Indigofera. Inovasi ini diciptakan oleh 4 mahasiswa Universitas Jambi (UNJA) yaitu, Feri Aprian Ardiansyah (Agroekoteknologi), Zulkifli (Agroekoteknologi), M. Rais (Ekonomi Islam), serta Sani Rahayu (Agribisnis).
Inovasi tesebut berbahan dasar Maggot yang dijadikan tepung untuk bahan pakan yang ditambah dengan memanfaatkan Eceng Gondok untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, dimana selama ini Eceng Gondok hanya dipandang sebagai gulma serta Daun Indigofera.
Program budidaya Maggot merupakan sebuah solusi dalam mengembangkan bisnis perikanan dan sebagai alternatif yang berkelanjutan serta efisien dalam memenuhi kebutuhan pakan ikan ternak yang ramah lingkungan. Pengelolaan ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan dalam pengelolaan dan juga sebagai penambahan produktivitas masyarakat sehingga mampu menciptakan sistem pertanian yang terintegrasi.
Perlunya dikembangkan sistem pertanian back to nature untuk menjaga lingkungan namun dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk itu pakan ternak Ikan Lele berbahan dasar maggot ini menjadi salah satu bentuk inovasi sekaligus usaha yang layak untuk dikembangkan.
Pembuatan menggunaan sistem kecerdasan buatan dengan menggunakan rumus prediksi biomassa berdasarkan model mesin vektor pendukung menggunakan data kualitas air real-time bersama dengan jaringan saraf tiruan untuk memprediksi kebutuhan pakan dan jumlah pakan optimal untuk ikan lele.
Inovasi tersebut berhasil membawa mereka lolos Program Teknologi For Indonesia (TFI) 2024 di Surabaya pada 10-19 Mei 2024.
TFI merupakan sebuah program dari Beasiswa Karya Salemba Empat (KSE) yang terbuka untuk semua penerima Beasiswa KSE dari 35 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Sabang-Merauke, dan menjadi tempat bagi para penerima beasiswanya untuk berinovasi di bidang teknologi, sains, digital, dan lain sebagainya.
Motivasi awal mereka untuk mengikuti kegiatan ini karena ingin menginovasikan produk turunan maggot menjadi pakan alternatif ikan, unggas, dan ruminansia. Persiapan awal yang mereka lakukan adalah dengan mengajukan proposal serta membuat inovasi pakan alternatif sebagai pemecah permasalahan peternakan unggas, ikan, dan ruminansia.
Tahapan seleksi terdiri dari submit proposal, pengumuman, presentasi proposal, pengumuman, dan implementasi.
Salah satu peserta, M. Rais, berharap melalui program ini bisa memberikan edukasi kepada anak-anak muda di Jambi melalui inovasi-inovasi baru.
“Kami berharap program inovasi pakan alternatif ini bisa membantu para peternak ikan dan unggas yang merasakan kenaikan harga pakan komersial secara signifikan dan semoga kami bisa memberi edukasi kepada anak-anak muda yang ada di Jambi agar menjadi agent of change untuk Jambi melalui inovasi-inovasi baru,” harapnya.
Program ini memiliki tujuan untuk para penerima beasiswa KSE dari Sabang sampai Merauke membuat sebuah inovasi dan diimplementasikan di Surabaya pada tahun ini. Harapan dari terselenggaranya program ini agar mahasiswa dapat menginovasikan suatu produk untuk mendapatkan nilai ekonomis dan dapat diterima oleh masyarakat luas serta mahasiswa dan anak muda lebih peka terhadap permasalahan lingkungan sekitar dan dapat menciptakan inovasi yang luar biasa.
Dr. Ir. Teja Kaswari, M.Sc., mengungkapkan rasa bangga dengan keberhasilan mahasiswa dalam kompetisi TFI tersebut.
“Biaya pakan menempati porsi terbesar dalam usaha perikanan. Oleh karena itu terobosan untuk mencari pakan alternatif adalah suatu kebutuhan yang mendesak. Saya yakin mahasiswa UNJA memiliki kompetensi yang cukup baik dalam hal ini. Saya bangga dengan keberhasilan mahasiswa dalam kompetisi TFI ini,” jelas beliau. (***)