BENGKULU, bungopos.com - Bengkulu adalah provinsi yang berada di sisi barat daya pulau Sumatera, lokasinya yang berada di pesisir pantai membuat tangkapan hasil laut menjadi salah satu sektor yang menggerakkan perekonomian masyarakatnya, salah satunya industri fillet ikan tenggiri yang biasa digunakan sebagai bahan baku pembuatan pempek serta olahan makanan basah lainnya. Banyaknya industri fillet ikan tenggiri di kota Bengkulu menyebabkan penumpukan limbah tulang ikan tenggiri yang mencemari lingkungan.
Tulang Ikan tenggiri yang dibuang begitu saja membuat resah pemuda asal Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu, Muhammad Rofiq Akbar yang kemudian mencari cara memanfaatkan limbah tulang ikan tenggiri yang tidak dimanfaatkan agar mempunyai nilai jual dan nilai guna.
“Dalam satu bulan, lebih dari satu ton tulang ikan tenggiri dibuang dan tidak dimanfatkan di Kota Bengkulu. Saya bersama beberapa teman melakukan eksperimen hingga puluhan kali, beberapa kali gagal, akhirnya dapat ide untuk buat olahan kerupuk dari tulang ikan tenggiri.” ucap Rofiq pemuda kelahiran 1998 ini.
Berawal di tahun 2019, Rofiq mulai memproduksi olahan tulang ikan tenggiri menjadi Kerupuk yang diberi lebel Krupuk Tuiri (Tulang Ikan Tenggiri). Ia mulai gencar mengedukasi dan mengajak masyarakat sekitar agar mulai memanfaatkan tulang ikan tenggiri. Selain menyelamatkan lingkungan dari kerusakan, juga mampu menciptakan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Kami harus meyakinkan masyarakat agar olahan pangan ini bisa diterima kemudian orang percaya untuk mengonsumsinya, lalu kami mengajak masyarakat untuk tidak membuang tulang ikan hasil produksi fillet ikan tenggiri. Selain itu, kami mulai mengurus perizinan yang dibutuhkan untuk sebuah produk pangan agar masyarakat yakin bahwa olahan pangan ini memang memiliki nilai positif serta diolah dengan baik dan benar” ungkap Rofiq.
Banyak tantangan yang dilalui dalam prosesnya, pandangan negatif masyarakat terhadap tulang ikan tenggiri yang dianggap kotor salah satunya. Selain itu, kendala dalam menentukan packaging yang menarik serta menentukan teknik promosi produk yang tepat.
Namun, ia merasa senang karena dapat mengurangi pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan limbah ikan tenggiri juga membantu menciptakan sumber pendapatan baru dan membuka lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat sekitar dari produksi Kerupuk Tuiri.
Demi mengembangkan ekosistem produksi Krupuk Tuiri, Rofiq merasa memerlukan wadah yang mampu mempromosikan hasil olahan pangannya. Kemudian, perlu wadah untuk bertemu berbagai orang hebat dari seluruh Indonesia dengan harapan adanya kolaborasi di waktu yang akan datang, di tahun 2022 Rofiq memutuskan untuk mengikuti seleksi Pemuda Pelopor yang diadakan oleh Kementerian Pemudan dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI).
Berbekal dengan kegiatannya mengolah tulang ikan tenggiri, ia memulainya dari seleksi tingkat pemerintah daerah dengan presentasi produk Krupuk Tuiri, kemudian adanya proses verifikasi dari tingkat pemerintah provinsi dan tahap fact finding di tingkat Kementerian. Hingga akhirnya ia mampu melaju di tingkat nasional dan melakukan presentasi di hadapan dewan juri serta berkompetisi dengan perwakilan dari seluruh Indonesia pada pemilihan pemuda pelopor tingkat nasional di bidang pangan.
“Saya tidak menjadikan ajang pemuda pelopor ini sebatas lomba, karena pemuda pelopor itu bagaimana kita memberikan dampak dulu baru bisa jadi pemuda pelopor. Persiapan saya mengikuti ajang pemuda pelopor adalah dengan fokus terhadap bidang yang kita minati, kita perlu membuat dampak yang baik untuk masyarakat sesuai bidang yang kita minati.” tambah Rofiq.
Ketekunan dan usaha yang dilakukan Rofiq membuahkan hasil kala para juri menyematkannya sebagai Juara 2 pemuda pelopor tingkat nasional tahun 2022 di bidang pangan. Ia berharap bisa berbagi pengalaman yang dimilikinya dalam bidang Pangan sehingga bisa bermanfaat bagi orang lain, kemudian bisa berdampak luas bagi masyarakat. Ia juga berharap makin banyak anak muda yang tergerak untuk mau mengolah pangan di Indonesia.
Dengan mengikuti seleksi pemuda pelopor, ia belajar bahwa kita tidak boleh memiliki pemikiran tertutup karena kita harus melihat perspektif yang lebih luas, kemudian bisa bertemu dengan orang-orang hebat sehingga kita tidak menutup diri untuk belajar dan mempunyai motivasi untuk menjadi diri yang lebih baik.
“Selagi kita masih muda, mari kita tekuni bidang kita masing-masing dengan tujuan agar kita bermanfaat bagi orang-orang disekitar kita. Saya yakin dalam bidang apapun yang kita jalani jika kita tekun dan konsisten tentu akan sangat membantu bagi diri kita dan orang lain baik di lingkungan sekitar atau bahkan seluruh Indonesia.” pesan Rofiq untuk pemuda Indonesia. (riz/much).