Ilustrasi

Ramadhan di Negeri Kanguru, Puasa Hingga 18 Jam

AUSTRALIA, berjambi.com - Australia dengan populasi Muslim minoritas menghadirkan pengalaman Ramadhan yang unik dibandingkan negara Muslim lainnya. Bulan penuh berkah ini diwarnai dengan puasa 18 jam, tradisi buka puasa bersama, dan semangat komunitas Muslim yang erat. Ramadhan tahun ini di Australia bertepatan dengan musim dingin, di mana waktu imsak dimulai sekitar pukul 4.30 pagi dan waktu berbuka pada pukul 7.00 malam. Durasi puasa yang panjang, hingga 18 jam, menjadi tantangan tersendiri bagi umat Muslim di Australia.

“Puasa di Australia memang terasa lebih panjang dan berbeda dengan di Indonesia. Tapi, ini menjadi kesempatan untuk melatih kesabaran dan meningkatkan keimanan,” tutur Rais Syuriyah PCINU Australia – New Zealand, Emil Idad seperti yang dikutip dari NU Online.

Tradisi Buka Puasa Bersama

Berbuka puasa bersama atau iftar menjadi momen spesial untuk menjalin silaturahmi. Khususnya di daerah Lakemba, Sydney, New South Wales terdapat banyak masjid-masjid dan komunitas muslim imigran di Australia yang berasal dari Indonesia, Afghanistan, Turki, yang banyak menjual makanan yang dapat digunakan untuk berbuka. Ini menjadi menarik karena tradisi ini dilakukan oleh penduduk Australia dari berbagai agama selain Islam.  Setelah itu semua yang ada di sana mengadakan buka puasa bersama untuk umum, menghadirkan berbagai hidangan khas. Tradisi ini menjadi wadah untuk memperkuat rasa persaudaraan dan berbagi kebahagiaan.

Aktivitas Ramadhan dan Ibadah Tarawih

Umat Muslim di Australia menyesuaikan aktivitas sehari-hari mereka selama Ramadhan. Banyak yang memilih untuk mengurangi aktivitas fisik dan memperbanyak ibadah. Shalat Tarawih biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid, pusat komunitas muslim atau bahkan di Universitas, dengan durasi  ada yang 8 rakaat dan ada yang 20 rakaat. Ini terjadi karena terdapat perbedaan mazhab atau kepercayaan masing-masing. “Meskipun dengan waktu yang terbatas, umat Muslim di sini tetap semangat mengikuti berbagai kegiatan Ramadan, khususnya salat Tarawih,” ujar Emil. (***)

Editor: Arya Abisatya
Sumber: NU Online