JAKARTA, bungopos.com - Penyakit kronis masih menjadi persoalan kesehatan di negeri ini. Dari laporan tahunan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada 2022 menunjukkan sejumlah penyakit tak menular kategori katastrospik masih menjadi pembiayaan tertinggi pelayanan kesehatan di Indonesia. Posisi pertama ditempati oleh penyakit jantung dengan total biaya mencapai Rp12,14 triliun. Jumlah tersebut berasal dari sebanyak 15,5 juta kasus yang diklaim memakai BPJS Kesehatan.
Disusul penyakit kanker menduduki posisi kedua dengan beban biaya sebesar Rp4,5 triliun dari total 3,15 juta kasus. Kemudian, urutan ketiga ditempati oleh penyakit stroke yang menelan biaya sebanyak Rp3,24 triliun dengan 2,54 juta kasus.
Diikuti oleh penyakit gagal ginjal dengan klaim yang harus dibayarkan BPJS Kesehatan sepanjang 2022 sebesar Rp2,16 triliun dari total 1,32 juta kasus. Lalu, disusul oleh penyakit hemofilia dan talasemia dengan total biaya masing-masing mencapai Rp640 miliar dan Rp615 miliar. Total beban biaya penyakit katastropik di BPJS Kesehatan mencapai Rp10,1 triliun pada kuartal I-2023.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eva Susanti mengatakan, penyakit kardiovaskular atau jantung menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit stroke dengan 19,42 persen dan jantung iskemik (serangan jantung) dengan 14,38 persen. (***)