JAKARTA, bungopos.com - Ketua Umum PBNU Periode 2010-2021, KH. Said Aqil Siroj menegaskan dukungan kepada pasangan Capres-Cawapres Nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Dukungan itu dia kemukakan saat menyampaikan mauizah hasanah Haul KH. Bisri Syansuri ke-45 di Ponpes Mambaul Ma`arif, Denanyar, Jombang.
"Mantan tetangga saya, akhil aziz, Dr. Abdul Muhaimin Iskandar yang insyaallah akan berhasil dengan mudah menjadi Wakil Presiden RI. Ini mantan tetangga saya, dulunya kayanya dulu saya, saya mobilnya sudah kijang bagus, beliau masih bodolan mobilnya itu tahun 1996," kata Kiai Said.
Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Ats Tsaqafah, Jakarta itu pun menegaskan dukungannya kepada pasangan yang akrab dengan akronim AMIN hingga 100 persen.
"Saya dukung (AMIN) 100 persen. Tapi saya ini apa wong Ketua NU bukan, Ketua partai ya bukan," tegasnya.
Kiai Said mengibaratkan dukungannya kepada AMIN dengan kisah seokor semut di zaman Nabi Ibrahim. Ia berujar saat Nabi Ibrahim dibakar Raja Namrud, semut ikut membantu memadamkan api, meski aksinya itu dicibir oleh hewan yang jauh lebih besar darinya.
"Ketika Nabi Ibrahim dibakar Raja Namrud. Binatang-binatang besar seperti macan, gajah berupaya meniup api, memadamkan api. Termasuk semut. Oleh gajah oleh macan diketawain. Semut semut, kamu itu nggak efektif, apa gunane kamu, tiupanmu nggak ada gunanya, nggak ada pengaruhnya apa-apa," ujarnya.
"Jawabe semut, saya tahu saya sadar tiupan saya nggak ada apa-apa dibanding tiupanmu yang besar-besar. Tapi ini merupakan simbol, tanda bahwa saya berada di pihak Ibrahim, bukan di pihak Namrud," sambungnya.
Sebab itu, meski Kiai Said tidak punya posisi strategis saat ini, namun ia memastikan dukungannya itu cukup menjadi bukti jika dirinya ada di posisi Capres-Cawapres Nomor 1.
"Walaupun (posisi saya) nggak ono gunane wes, seperti semut lah nggak ada gunanya lah. Hanya ketahuilah bahwa saya ada di pihak (Capres-Cawapres Nomor) 01," tukas Kiai Said.
Untuk diketahui, Haul Mbah Bisri kali ini juga dihadiri Capres Anies Baswedan, Habib Umar Muthahar, KH. Marzuki Mustamar, KH. Masduqi Abdurrahman, KH. Abdurrahman al-Kaustar, Nyai Hj. Farida Salahuddin Wahid, Nyai Hj. Djuwairiyah Fawaid, serta sejumlah Kiai, Gus dan Nyai lainnya.