Navarin Karim

PILPRES : Memilih Secara Obyektif Dengan Metode Kuantitatif

Jelang pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang akan digelar 14 Februari 2024, banyak ambigiutas yang terjadi dari pemilih.  Ditambah wawasan masyarakat makin bertambah setelah debat pertama Calon  Presiden dan debat kedua untuk calon Wakil Presiden. Mumet makin menjadi-jadi. Ada yang menilai Calon Presiden  bagus dan calon wakilnya  Presiden tidak bagus, atau sebaliknya calon Presidennya tidak bagus, dan calon wakil Presiden  bagus. Adapula yang menilai Calon Presiden dan Wakil Presidennya sama-sama bagus. Setiap kandidat ada saja kekurangannya. Kata mutiara yang pernah dikemukakan oleh seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Ali bin Abi Thalib tentang kehidupan  : “sikapi keburukan dengan bijak”. Seandainya penilaian itu tidak sesuai dengan pemilih jangan emosi atau marah. Perbedaan itu manusiawi. Rambut  sama hitam, pendapat dan pendapatan belum tentu sama. Atau rambut sama putih juga pendapat dan pendapatan belum tentu sama. Penilaian dan pendapat pribadi/kelompok  adalah seni. Bagaimana kemampuan memanage  dan menyikapi perbedaan pendapat itulah yang disebut seorang yang wise. Malah perbedaan pendapat itu menambah wawasan bagi kita. Misal ada yang mengatakan jika kita bingung siapa yang akan dipilih, maka pilih saja  saja kandidat yang pendalaman dan penghayatan agamanya   lebih baik. Mungkin  tidak sesederhana itu  juga kali. Banyak variable yang bisa dicermati  dari kapasitas/kemampuannya, kejujurannya, reputasi national dan internasional, partai pendukung koalisi pendukungnya,  nasionalisme-nya, jiwa kenegarawananya (lebih mementingkan kepentingan umum ketimbang kepentingan kelompok dan pribadi), keterpaduan pasangan, kesehatan dimasa yang akan datang, keramahan (humble), kemampuan komunikasi dan diplomasi, penampilan yang good looking (performance), inovasinya, keterbukaan terutama berkaitan dengan sikap bersedia dikritik dan lain-lain. Silakan tambahkan lagi  menurut subyektifitas kita yang  penting untuk dijadikan item penilaian, atau mengurangi  item yang sudah penulis recommended.

Metode yang Digunakan

Sebenarnya metode yang ditawarkan ini cukup sederhana untuk mengleminir subyektifitas secara kaku. Lebih dari itu untuk peneguhan sehingga tidak ragu dengan pilihan.  Kriteria yang  sudah dipilih di ketik pada satu kolom yang kita namakan kolom Kriteria. Sebelum kolom Kriteria kita cantumkan Nomor Items Kriteria. Kalau kriterianya ada 14, maka pada kolom pertama diberi nama kolom   Nomor. Dibawah kolom nomor  ada angka  1 sampai dengan 14, artinya ada 14 baris dibawah nomor.  Selanjutnya pada kolom ketiga kita beri nama Nama Calon Presiden Nomor urut 1, Kolom keempat  Calon Presiden nomor urut 2 dan kolom ke lima kolom diberi nama calon Presiden Nomor Urut 3.

Tampilan kolom kurang lebih sebagai berikut :

Penulis: Navarin Karim
Editor: Arya Abisatya