TENGKULUK : Penutup kepala wanita Jambi

Penutup Kepala Wanita Jambi Disebut Tengkuluk, Ini Macam-macamnya

JAMBI, bungopos.com - Jumlah kuluk atau tengkuluk yang terdata di museum di Jambi, ada 98 jenis yang sering digunakan perempuan Jambi. Tengkuluk merupakan simbol kecantikan seorang wanita di Jambi. Setiap bentuknya memiliki arti dan filosofi yang berbeda. Salah satu kuluk yang sering digunakan adalah Kuluk Kembang Duren, yang biasanya dipakai oleh gadis Jambi sebagai simbol kecantikan. Setiap jumlah lipatan tengkuluk atau kuluk memiliki arti yang berbeda.

BACA JUGA: Akhir Tahun, Yuk Berwisata ke Ranau, Danau Kedua Terbesar di Sumatra

Kain yang menjuntai di sebelah kanan dan kiri juga punya arti berbeda, sehingga aturan pemakaian kuluk harus benar-benar dicermati. Untuk kain kuluk yang menjuntai ke kanan hanya untuk wanita yang sudah menikah. Sedangkan yang menjuntai ke sebelah kiri untuk mereka yang belum menikah.

Kuluk Kuncup Melati, Kuluk Lilit Tungkai, dan Kuluk Berdzikir, sangat sering digunakan oleh perempuan Jambi dan di luar Jambi. Sedangkan untuk upacara adat seperti adat perkawinan, pemberian gelar, turun sko, kuluk yang sering digunakan antara lain, Kuluk Mahkota, Kuluk Kerinci Mudik, Kuluk Sapik Udang, Kuluk Kuncup Melati, Kuluk Kipas Terlilit, Kuluk Kenduri Sko Lempur, Kuluk Pengajian, Kuluk Harian, Kuluk Berumbai Jatuh, dan Kuluk Ketelang Petang. Kuluk yang khusus untuk kebutuhan religi adalah Kuluk Pengajian. Kuluk ini dipakai kaum wanita yang sudah berumur untuk pergi ke masjid atau ke pasar. Ia mencerminkan ketaatan wanita pada ajaran agama Islam yang sesuai Al Quran dan hadis.

BACA JUGA: Bungo Dikepung Banjir, Ini Langkah Bupati Bungo Atasi Bencana

Sedangkan Kuluk Kuncup Melati, digunakan untuk perempuan yang belum menikah ketika menari dan menyambut tamu saat upacara adat. Kuluk Ketelang Petang atau Kuluk Ke Umo ini biasa dikenakan oleh kaum wanita di daerah pegunungan maupun yang tinggal di daerah pantai. Biasanya mereka menyangkutkan keranjang rotan atau bambu di kepalanya untuk membawa makanan pergi ke umo dan sekembalinya mereka membawa kayu dan hasil kebun.

BACA JUGA: DEBAT CAWAPRES : Antara Komprehensif, Slepetan dan Kejujuran

Kuluk yang melambangkan kekayaan bumi Jambi dengan keanekaragaman hayati yang dimiliki juga tergambar dalam Tengkuluk Daun Manggis yang dipakai para penari dari Muaro Bulian Kabupaten Batanghari. Dinamakan daun manggis karena di sekitar daerah ini dulunya merupakan penghasil manggis dan daun ini sering digunakan untuk obat bagi masyarakat. Ia juga mencerminkan ketulusan hati seseorang dalam mengayomi masyarakat sesuai aturan adat istiadat berlaku.

BACA JUGA: Paket AMARTA, Tebus Murah Motor Honda di Akhir Tahun

Tengkuluk yang digunakan oleh isteri atau anak dari pemangku adat ketika menghadiri acara adat adalah Tengkuluk Mayang Terurai. Kata mayang berasal dari rumput panjang yang terurai karena saat pemasangan di belakang kepala ada yang terjuntai menyerupai rambut panjang kita.

BACA JUGA: Potensi Golput Pemilu 2024 Marak, Ini Beberapa Alasan Golput

Selain itu ada juga Tengkuluk Daun Pandan Berlipat yang digunakan isteri pemangku adat untuk menghadiri upacara adat di desa Tabir Kabupaten Bungo. Penggambaran daun pandan terlihat pada saat pemasangan tengkuluk dilipat menyerupai daun pandan. Tengkuluk ini menggambarkan kekuatan tanpa kesombongan bagi seorang pemimpin cerdas dan dipercaya masyarakat. (***)

Editor: Arya Abisatya
Sumber: www.indonesia.go.id