PASANGAN CAPRES - CAWAPRES : Anies - Gus Muhaimin

Ini Dia Profil Kiyai Kharismatik Yang Mempersatukan Anies - Gus Muhaimin

JAMBI, bungopos.com - Pertemuan Anies - Gus Muhaimin bukanlah serba kebetulan. Semuanya merupakan pertemuan yang sudah diskenariokan oleh Allah SWT. Hal inipun diakui oleh bakal Calon Wakil Presiden RI, Gus Muhaimin saat wawancara di podcast milik Merry Riana. 

BACA JUGA: Usai Bertemua PKB dan Nasdem, PKS Janji Segera Tentukan Nasib Muhaimin

''Kalau seperti yang dituduhkan ada master mind, itu memang ada, kalau kami orang NU ini, master mind nya Allah SWT,'' tutur gus Muhaimin.

Tapi dibalik itu semua ada sesosok kiyai yang mendorong pasangan ini untuk menjadi kontestan pemilu. Kiyai karismatik tersebut adalah KH Muhammad Thoifur Mawardi asal purworejo, Jawa Tengah. Hal ini terungkap saat Capres Anies diwawancara di Mata Najwa beberapa waktu lalu. 

BACA JUGA: Gus Muhaimin Jadi Cawapres Anies, Ini Tanggapan Kiyai NU

Diceritakan Anies, saat tiba di bandara Djuanda, beliau mempercepat langkahnya sekitar Selasa (29/8). Ia ingin segera naik pesawat ke Jakarta, tetapi langkahnya terhenti saat menuju pintu keberangkatan. Pengasuh PP Anwarul Maliki Sukorejo, Pasuruan, Jawa Timur, KH Abdullah Munif, datang menyongsongnya.  "Pak Anies, saya minta waktu bicara," ujar kyai yang biasa dipanggil Gus Munif ini.

BACA JUGA: Setelah Istikharah Para Kiyai, Gus Imin Setujui Pinangan Sebagai Cawapres Anies, Ini Kiyai Yang Istikharah di MekkahDia kemudian menyampaikan bahwa ada pesan dari KH Muhammad Thoifur Mawardi, ulama kharismatik dari Purworejo, Jawa Tengah. "Ada pesan dari KH Thoifur, agar Pak Anies berpasangan dengan Muhaimin (Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, A. Muhaimin Iskandar)," kata Gus Munif.

Profil KH Muhammad Thoifur Mawardi 

 

KH. Muhammad Thoifur Mawardi lahir pada tanggal 8 Agustus 1955. Beliau adalah putra dari KH.R. Mawardi, dzurriyyah KH.R. Imam Maghfuro (R. Hasan Benawi) keturunan Joko Umbaran trah Sultan Agung yang di Karesidenan Kedu, terkenal sebagai Tokoh Ulama Islamisasi Bagelen. Sosok kiyai ini melanglang buana dalam menuntut ilmu di daerah Jawa, seperti di Pondok Sugihan Kajoran, Magelang, Pondok Lasem, Pondok Rembang, dan yang paling masyhur beliau sempat menjadi santri cukup lama di Rushaifah di tempat Imam Ahlussunnah wal Jama’ah Abad 21, Al-Qutb Al-Irsyad wad Da’wah As-Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki Al-Hasani dari tahun 1976 - 1988.

BACA JUGA: Setelah Istikharah Para Kiyai, Gus Imin Setujui Pinangan Sebagai Cawapres Anies, Ini Kiyai Yang Istikharah di Mekkah

Beliau sering bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Bahkan, banyak yang mengakui bahwa hal itu adalah kebiasaan beliau. Ketika Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki ingin berkunjung ke luar negeri, beliau sering meminta saran kepada santrinya yang bernama KH. Muhammad Thoifur Mawardi agar menanyakan kepada Rasulullah SAW, apakah direstui atau tidak, jika memang direstui maka beliau akan berangkat tapi jika tidak, maka beliau pun tidak jadi berangkat. Jadi restu itu didasari isyarat mimpi Kiyai Thoifur yang bertemu Nabi Muhammad SAW. (***)

Penulis: Arya Abisatya
Editor: Arya Abisatya