JAMBI, bungopos.com - Kabupaten Bungo memiliki 17 kecamatan, 12 kelurahan dan 141 desa. Dari jumlah desa tersebut, ada salah satunya yang merupakan desa tertua.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun media ini, desa tertua tersebut yakni Tanah Periuk. Desa ini berada di wilayah kecamatan Tanah Sepenggal Lintas,
Mengapa jadi desa tertua di kabupaten Bungo ? Alasannya karena desa ini sudah berdiri sejak masa Kesultanan Jambi.
Dusun Tanah Periuk terdiri dari 6 Kampung (setingkat RW)
BACA JUGA: Kirim 40 Kafilah ke MTQ Provinsi, Wabup Bungo Janjikan Bonus Bagi Sang Juara, Ini Katanya
Tempat Wisata Tanah Periuk
Rumah adat balai Panjang terletak di Kampung Tuo Lamo. Saat ini hanya tersisa beberapa rumah saja karena sebagian sudah hancur dimakan usia dan juga dialihfungsikan oleh pemiliknya. Rumah ini telah ada sejak beratus-ratus tahun lalu dan diwariskan turun-temurun kepada anak keturunan sehingga masih eksis sampai hari ini. Rumah ini terdiri atas beberapa bagian di dalamnya. Salah satunya adalah "Penteh" yang dalam bahasa Indonesia diartikan pentas. Letaknya sedikit lebih tinggi dari lantai rumah biasa. Di penteh ini pemimpin, ulama, tokoh adat atau orang-orang yang dihormati duduk. Uniknya rumah ini tersusun rapi memanjang ke arah kiblat.
Dam Sungai Limau seperti namanya terletak di Kampung Sungai Limau. Dam ini mulai dibangun sekitar Tahun 1970-an. Fungsi utamanya adalah sebagai sumber air bagi sistem irigasi persawahan di Tanah Periuk. Setelah lama tidak terawat, pada Tahun 2019 Dam ini mengalami renovasi/perbaikan. Sejak setelah direnovasi penampilan Dam semakin indah sehingga jadi tujuan wisatawan lokal.
Lokasi tepian ini terletak di Kampung Balai Panjang berbatasan dengan Kampung Bukit Harapan. Pada hari raya kawasan ini rutin mengadakan lomba pacu perahu. Biasanya diadakan pada Hari Raya ke 2 atau Ke 3.
BACA JUGA: Kabut Asap Ancam Kesehatan Masyarakat, Ini Tips Terhindar dari ISPA
Lapangan ini berada di Kampung Tuo Lamo berbatasan dengan Kampung Balai Panjang. Pada tiap tahunnya disini selalu diadakan turnamen bola kaki antar kampung. Salah satu ciri khas lapangan ini adalah penonton bisa menyaksikan pertandingan dari atas tebing. Karena lapangan bola ini pada dasarnya adalah bekas dasar sungai yang telah mengalami sedimentasi dan pendangkalan.
Pemakaman ini terletak di Kampung Tuo Lamo. Letaknya tidak jauh dari lapangan bola Sri Mangkubumi. Letak pemakaman ini menunjukkan bahwa ia terletak tidak jauh dari sungai. (***)