Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman pimpin apel gelar pasukan dalam rangka evaluasi dan peninjauan langsung penanganan karhutla di wilayah Jambi yang digelar di Lapangan Korem 042/Gapu, Kota Jambi, pada Kamis (7/9) pagi. / Ridwan/Jambi Ekspres

Kabut Asap di Kota Jambi Berasal dari Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumsel

JAMBI, bungopos.com- Kualitas udara di Kota Jambi, Rabu pagi (6/9) makin memburuk. Kabut tebal yang menyelimuti Kota Jambi menimbulkan rasa sesak. Kabut asap tersebut sudah tiga hari dirasakan warga Kota Jambi.

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi, bahwa kualitas udara di Kota Jambi Rabu pagi (6/9), dinyatakan tidak sehat. Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dikategorikan tidak sehat dengan PM 2.5 nya diangka 116.

Melihat kondisi tersebut, Wali Kota Jambi, Syarif Fasha langsung menginstruksikan jajarannya untuk segera membagikan masker ke para pelajar di SD dan SMP se-Kota Jambi.

Kemarin, Syarif Fasha pun juga turun mendatangi beberapa sekolah, untuk langsung membagikan masker. Seperti di SMPN 7 dan SDN 47 Kota Jambi.

“Kami keliling untuk membagikan masker. Berdasarkan analisis Dinas Lingkungan Hidup, beberapa hari ini kondisi udara tidak sehat. Khususnya di pagi hari, sejak pukul 06.00-08.00 Wib,” kata Fasha, kemarin (6/9).

Maka dari itu, dirinya telah menginstruksikan Dinas Kesehatan agar membagikan masker ke sekolah-sekolah. Selain itu, pihaknya juga telah mengeluarkan instruksi kepada kepala SD dan SMP di Kota Jambi, untuk mewajibkan anak-anak menggunakan masker ketika berkegiatan di luar.

“Kemudian mengurangi kegiatan di luar seperti olahraga dan sebagainya, sampai kondisi aman. Untuk pengurangan jam belajar belum kita lakukan,” jelasnya.

Kata Fasha, dari hasil koordinasi yang dilakukan, asap yang menghampiri Kota Jambi ini berasal dari Sumsel.

“Posisi Kota Jambi berada di tengah-tengah. Termasuk dari Riau, juga asapnya lewat sini. Kota Jambi ini perlintasan, perlintasan asap,” sebut Fasha.

Wali Kota Jambi dua periode berharap, Satgas di masing-masing wilayah yang dimaksud dapat mengamankan wilayah masing-masing. Jangan sampai asapnya mengorbankan wilayah yang bukan berada dalam Provinsi itu sendiri.

Sedangkan untuk Puskesmas dan rumah sakit kata Fasha, telah disiapkan dalam kondisi gawat darurat seperti tahun 2015 lalu, termasuk banyak kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

“Termasuk kami menyiapkan oksigen konsentrat. Apabila ada terpapar asap, bisa menggunakannya agar dapat memperbaiki kadar oksigen di dalam tubuh,” pungkas Fasha.

Di bagian lain, Kodim 0420/Sarko bersama dengan Manggala Agni Sumatera XIII, BPBD Sarolangun, Damkar Sarolangun bersama warga berjibaku padamkan titik api yang ada di kawasan perkebunan warga Desa Bathin VIII Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi dan hutan sekitarnya.

Dandim 0420/Sarko Letkol Inf Amaraldo Cornelius menjelaskan sekaligus menegaskan bahwasanya Kodim 0420/Sarko konsisten bersama instansi terkait lainya bahu membahu secara gotong royong memadamkan api yang terdeteksi.

“Di Desa Tanjung Bathin VIII kali ini Mayor Inf Abdul Azis Efendi Danramil 04/Sarolangun memimpin operasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan serta berhasil memadamkan titik-titik api yang baru bermunculan,” sampai Dandim

Dandim 0420/Sarko menegaskan anggota satgas ini tidak sekedar mengecek hotspot titik api semata melainkan aksi nyata memadamkan api yang bermunculan. Di wilayah Sarolangun tersebar beberapa lokasi pokso satgas bersama, hal ini bertujuan guna memudahkan menjangkau wilayah yang di nyatakan rawan kebakaran hutan dan lahan.

Dengan adanya posko yang tersebar di harapkan penananganan langkah pencegahan cepat di atasi. Terbukti hasil dari operasi satgas gabungan bergerak cepat memadamkan kemunculan titik api sehingga meminimalisir meluasnya pencemaran kabut asap di Sarolangun dan sekitarnya.

“Peran anggota satgas tersebut tidak hanya aksi nyata memadamkan api saja, melainkan juga aktif memberikan himbauan kepada masyarakat agar tidak membakar hutan dan lahan dengan dalih apapun,” terang Dandim.

Dilaporkan Mayor Inf Azis, kemunculan api dari area lahan perkebunan rumput liar sekitarnya dan tumbuhan lain yang kering. Sumber api kita belum tau. Akan tetapi ketika kami mendapat informasi adanya kemunculan titik api, dengan segera kami bergegas ke lokasi.

“Hal ini bisa cepat di lakukan di karenakan personil sudah tergabung dalam satuan tugas (Satgas) bersama siaga penanggulangan kebakaran hutan dan lahan Kabupaten Sarolangun. Setiap perkembangan situasi terbaru kami laporkan ke Dandim 0420/Sarko, begitu juga setelah operasi pemadaman api berlangsung,” sebut Azis.

Terpisah Gubernur Jambi Al Haris menyebutkan, hingga awal September 2023, luasan lahan terbakar di Provinsi Jambi mencapai 400 hektare.

Kebakaran hutan lahan (Karhutla) di Jambi itu terluas di Kabupaten Batanghari. Gubernur Jambi Al Haris mengatakan Tim Satgas Darat terus bekerja di lapangan.

Tetapi dengan keterbatasan jumlah personel tentu tidaklah cukup dibanding luasan hutan yang sangat luas itu.

“Tentu personel di lapangan tidaklah cukup untuk menghendel luasan hutan yang ada di Jambi. Kita sudah mencoba sosialisasi dengan berbagai cara melalui spanduk, baliho, edaran dan dari semua level tingkatan mulai dari desa hingga ke provinsi,” katanya.

Karhutla yang terjadi tak terlepas dari perbuatan manusia, ada yang sengaja membakar, ada juga yang tidak sengaja karena kondisi cuaca panas sehingga mudah terbakar.

Di sisi lain, Al Haris bersyukur bahwa Provinsi Jambi masih kategori terkecil se Indonesia luasan lahan terbakar.

“Tetapi tidak boleh kita lengah, saya meminta bupati dan wali kota dan satgas karhutla perkuat barisan dan ajak kepala desa turut membantu sehingga angkanya tidak naik lagi,” pungkasnya. (hfz/aba)

Penulis: Hafiz & Andri
Sumber: Jambi Ekspres