KKN : Mahasiswa Unja yang jadi peserta KKN Kebangsaan di daerah perbatasan

Pulang KKN Dari Daerah Perbatasan Indonesia-Malaysia, Ini Kisah Mahasiswa Unja

JAMBI, bungopos.com - Sebanyak sepuluh orang mahasiswa Universitas Jambi (Unja) ikut Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan ke XI Tahun 2023 yang dilaksanakan Universitas Tanjungpura, Kalimantan Barat. KKN ini dilaksanakan di Kabupaten Bengkayang. Daerah ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Sambas dan wilayah Malaysia Timur yaitu Sarawak di sebelah utara. Lalu di sebelah barat, Kabupaten Bengkayang berbatasan dengan Kota Singkawang dan Laut Natuna. Di sebelah selatan, Kabupaten Bengkayang berbatasan dengan Kabupaten Mempawah.

Berbagai kisah unik dan menarik dari mahasiswa Unja yang melakukan KKN Kebangsaan tersebut. Selain bisa berbagi ilmu, juga berbagi pengalaman dan cerita menarik.

Misalnya kisah yang dialami Jaenal Mutaqin mahasiswa Agroekoteknologi Fakultas Pertanian. Dia mengikuti KKN di Desa Sungkung III, Kec.Siding, Kab. Bengkayang. Disana ia melihat begitu tinggi rasa kemanusian dan goting royong masyarakat.

“Saya sangat Beruntung Bisa Bertemu dan bersua langsung dengan orang-orang Dayak pedalaman Kalimantan yang masih menjalin rasa kemanusiaan dan gotong royong yang tinggi,”ungkapnya.

Jaenal Mutaqin berharap semua program kerja yang telah diberikan kepada masyarakat dapat memberikan perubahan nyata. Dan Juga adanya perhatian dari pemerintah terhadap warga desa tersebut.

“Daerah-daerah terpencil perbatasan yang notabennya sangat membutuhkan bantuan, seperti akses jalan, penerangan (Listrik), Akses signal dan lainnya sehingga adanya keadilan yang nyata antara semua masyarat di Indonesia,”harapnya.

Lain lagi dengan pengalaman Nurafni mahasiswa Sendratasik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Dia mengikuti KKN Kebangsaan di Desa Semunying Jaya, Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang. Ia mengatakan Desa Semunying Jaya memiliki suasana hangat yang luar biasa. Berada pada masa peralihan jabatan ke Kepala Desa yang baru, ia bersama teman-teman mahasiswa yang lainnya merasakan semangat membangun dan optimisme yang kuat dari para penduduk desa.

“Masyarakat yang mayoritas keperluan hidupnya bergantung pada Sungai Kumba membuat kami pun ikut bersentuhan langsung dengan kehangatan suasana di desa dan akan terus terekam manis di ingatan, Kami semua jatuh cinta pada keindahan toleransi dan juga betapa baiknya seluruh masyarakat yang selalu menyambut dan mendukung kami semua selama KKN,” ungkapnya.

Ia mengatakan kesehariannya bersama rekan-rekan mahasiswa lainnya adalah selalu bertemu dengan anak-anak SDN 02 Pareh yang lokasinya sangat dekat dengan posko.

“Kami melihat ada beberapa permasalahan yang membangkitkan analisa kritis, ide dan solusi bagi anak-anak mulai dari penanaman nilai-nilai karakter dan etika yang baik. Lokasi posko juga bersebelahan dengan Paud yang juga siswa-siswinya sering bermain dengan kami membuat kami juga menumbuhkan sikap penyayang dan membiasakan kebiasaan baik, KKN kami bertepatan pada masa transisi pada kepungurusan kepala desa yang baru,”tutur Nurafni. (arm)

Penulis: Arya Abisatya
Editor: Arya Abisatya
Sumber: www.unja.ac.id