DHARMASRAYA, bungopos.com – Tahun ini 19 tahun usianya, 7 Januari 2004 lalu Kabupaten Dharmasraya lahir dari Rahim Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya adalah hasil pemekarannya.
Dharmasraya ditetapkan oleh Presiden RI bersamaan dengan Pembentukan Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat di Provinsi Sumatera Barat.
Ketika itu, tiga kabupaten baru itu diresmikan oleh Gubernur Sumatera Barat atas nama Menteri Dalam Negeri.
Aktivitas pemerintahan telah dimulai sejak dilantiknya Penjabat Bupati Dharmasraya pada tanggal 10 Januari 2004 dan baru pada tanggal 12 Agustus 2005 Kabupaten Dharmasraya memiliki Bupati/Wakil Bupati Definitif hasil Pilkada Langsung Tahun 2005.
Ahmad Munawar merupakan penjabat Bupati Dharmasraya pertama waktu itu, lima bulan bertugas sejak 10 Januari 2004 kemudian Ahmad Munawar meninggal dunia pada 14 Mei 2004 lalu diganti oleh Asrul Syukur.
Kemudian Kabupaten Dharmasraya membuat sebuiah logo daerah. Bentuk dasar lambang yang berbentuk perisai segi lima, melambangkan Kabupaten Dharmasraya menjadi bagian dari negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan pancasila
Tujuh buah garis hitam, satu buah pena dan empat buah garis merah, melambangkan tanggal 7 (tujuh), bulan ke-satu dan tahun “04” (2004) yang merupakan tanggal, bulan dan tahun berdirinya kabupaten dharmasraya.
Gelombang sinyal komunikasi, melambangkan globalisasi yang berbasis informasi dan telekomunikasi.
Kubah masjid dan rumah gadang, melambangkan masyarakat Kabupaten Dharmasraya yang agamis dan berbudaya, berdasarkan adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah, syara’ mangato adat mamakai, alam takambang jadi guru.
Pohon, melambangkan hutan dan perkebunan yang menjadi potensi sumber daya alam kabupaten dharmasraya.
Anjungan gonjong, melambangkan garis kebijakan pembangunan yang fokus berdasarkan kajian potensi, kemampuan dan kebutuhan daerah dan masyarakat.
Garis multi warna, melambangkan keanekaragaman etnis/suku penduduk Kabupaten Dharmasraya yang bersinergi membangun daerah menuju kesejahteraan untuk semua masyarakat.
Hamparan hijau, melambangkan wilayah yang subur yang menjadi modal dasar untuk kesejahteraan rakyat.
Lembaran kertas dan pena, melambangkan masyarakat yang cinta ilmu pengetahuan.
Tau jo nan ampek, adalah Motto Kabupaten Dharmasraya yang mengandung arti masyarakat yang memiliki pengetahuan yang kompleks tentang adat, agama, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Gelombang air, melambangkan irigasi batang hari yang merupakan infrastruktur utama untuk pembangunan bidang pertanian.
Hamparan abu-abu, melambangkan jalan lintas sumatera yang merupakan jalur transportasi darat utama di pulau sumatera yang sangat potensial untuk mendukung eksistensi daerah ini.
Tulisan Dharmasraya, adalah nama Kabupaten Dharmasraya yang merupakan bagian wilayah negara kesatuan republik indonesia.
Adapun Motto Tau Jo Nan Ampek sebagaimana telah disampaikan di atas, juga mangandung makna yang komplek, yaitu sebagai berikut:
B.Nan Ampek di Adat