Golkar / google

Sikut-sikut Nomor Urut ‘Senior’ Terjadi di Golkar Kota Jambi

JAMBI, bungopos.com- Ternyata sikut-sikut nomor urut telah terjadi di tubuh DPD II Golkar Kota Jambi, aksi sikut pun melibatkan senior dan junior, pemain lama dan pendatang baru.

Ketahuan setelah pengumuman Daftar Calon Sementara (DCS) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Dalam DCS ini sejumlah kandidat petahana atau anggota DPRD aktif justru menempati urutan kedua.

Kemas Faried Alfareli misalnya yang menempati nomor urut 2 karena kalah bersaing dari Dyah Kumala Dewi, politisi muda pendatang baru, yang berhasil merebut kursi nomor urut 1 untuk Dapil 3 Kota Jambi.

Begitu juga dengan Joni Ismed yang terlempar ke nomor urut 2 pada pengumuman DPC untuk Pileg 2024. Ia tertinggal dari Ahmad Hanafiah, yang menempati posisi nomor urut 1 untuk Dapil 1 Kota Jambi.

Nasib serupa juga dialami oleh Saiful yang bercokol di urutan 2. Namanya tergeser oleh Rubi Salam, yang menduduki posisi nomor urut 1 untuk Dapil Kota Jambi 4.

Dari empat anggota DPRD Kota Jambi ini, hanya Muhili Amin yang mampu mempertahankan posisi nomor urut 1 di dapil Kota Jambi 5. Sedangkan nomor urut 2 ditempati oleh Agus Syafarudin.

Ketua KPU Kota Jambi, Arif Lesmana Yoga mengatakan bahwa untuk penentuan nomor urut Bacaleg sepenuhnya kewenangan partai. “Nomor urut itu sebenarnya kewenangan internal partai. Kami tidak bisa masuk ke ranah itu,” ujarnya, Selasa (22/08) kemarin.

Arif mengaku, pihaknya hanya mendapatkan surat persetujuan tanpa lampiran daftar Caleg yang dikeluarkan oleh DPP Partai Golkar. “Kami hanya dapat surat persetujuan DCS. Kami menetapkan nomor urut itu berdasarkan data Silon,” katanya.

Meski begitu, kata Arif, DCS ini masih bersifat sementara. Bukan hanya nomor urut, komposisi Caleg juga mungkin saja di ubah Partai. “DCS inikan masih sementara, semua masih bisa berubah, nomor urut pun masih bisa diubah sebelum ditetapkan DCT. DCS yang ditetepkan ini hanya daftar Bacaleg yang memenuhi syarat (MS),” bebernya.

Semenetara itu, Ketua DPD II Golkar Kota Jambi, Budi Setiawan memberikan penjelasakan terkait dinamika penyusunan Bacaleg. Menurutnya, tidak ada aturan baku yang mengharuskan petahana berada pada urutan pertama.

“Tidak ada aturan baku petahana berada di urutan pertama. Hal yang terpenting adalah bagaimana kontribusi mereka terhadap partai,” ujarnya.

Budi menjelaskan bahwa perlu ada penilaian lebih terhadap para calon. Termasuk sejauh mana mereka telah berkontribusi kepada partai.

Budi menegaskan bahwa pemasangan nomor urut tak ada kaitan sama sekali dengan kedekatan pribadi.  Bahkan dia berseloroh agar petahana mengevaluasi diri terkait kontribusinya kepada partai selama ini. “Posisi di DCS bukanlah satu-satunya tolok ukur. Tapi bagaimana kontribusi terhadap partai,”katanya.

Ia menjelaskan, kejadian seperti ini merupakan hal yang lumrah dalam dinamika politik. Kemudian juga memberikan peluang untuk refleksi bagi para calon. (wan)

 

Sumber: www.jambiekspres.co.id

 

Penulis: Wan
Editor: Balqis