Jambekspres.co.id

Jangan Lupakan Jas Merah ! Ini Para Pejuang Kemerdekaan dari Kabupaten Bungo

MUARA BUNGO, bungopos.com - Jangan lupakan jas merah, itulah salah satu titah dari Ir Soekarno presiden pertama Republik Indonesia.

Maksudnya adalah bahwa jasa-jasa pejuang janganlah dilupakan. Mereka sudah mengorbankan harta benda, jiwa dan raga untuk negara. Dari kabupaten Bungo juga terdapat para pejuang kemerdekaan, mereka antara lain :

1. M Nasir

M. Nasir yang lahir pada tanggal 10 Maret 1931 adalah salah satu pejuang dari kabupaten Bungo. Beliau meninggal dunia pada tahun 2017 di usia 88 tahun. Jasadnya dimakamkan di Makam Pahlawan Satria Negara Kabupaten Bungo. Banyak penghargaan yang ia peroleh. Diantaranya, penghargaan pensiunan diangkat menjadi Mayor. Kemudian Ketua Lagiun veteran Republik Indonesia  (LVRI) Bungo-Tebo. Juga mendapat tanda jasa dan penghargaannya adalah Sawindu, St. Lancana, Aksi Militer I, Aksi Militer II, Golongan IV, Golongan V, St. Lancana Bakti dan Sapta Marga.

M Nasir ini pernah berperang  mengusir penjajahan di Kabupaten Bungo. Waktu itu, M. Nasir dan pejuang lainnya bertempur di Babeko. Dalam pertempuran itu, ada pejuang yang gugur. M Nasir selamat, hanya kakinya tertembak. Makanya, sampai hari ini untuk mengenang para pahlawan, dibangunlah tugu perjuangan daerah Babeko. Tugu itu berbentuk patung sang pejuang, tepatnya di simpang jalan menuju Kabupaten Tebo dan dusun Babeko.

2. Hoessin A Saad

Semasa hidupnya, Hoessin mengabdi sebagai tentara selama lima tahun, menjadi pejabat negara tujuh tahun dan sebagai pegawai negeri sipil 24 tahun. Kiprah Hoessin muda dalam perjuangan republik terbilang panjang, sekalipun di militer hanya lima tahun. Ia pernah menjadi Ketua Badan Penyelidik BKR, TKR (Tentara Keamanan Rakjat) di Muara Bungo pada Oktober 1945. Ia saat itu berpangkat Sersan Mayor.

Bahkan ketika ia berpangkat letnan muda pada 1946, pria dengan 17 anak itu dipercaya sebagai Komandan Polisi Tentara (PT) Seksi IV Muara Bungo dan Muara Tebo. Letnan Hoessin Saad dipercaya menjadi kepala front Pasukan Batang Tebo. Pasukan yang dikepalai oleh Letnan Daud itu terlibat dalam perang melawan Belanda pada Juli 1949.

Atas jasa-jasanya itu, oleh pemerintah Hoessin Saad dianugerahi delapan bintang jasa termasuk bintang Legiun Veteran RI. Pada tahun 1950 Ia mengajukan pengunduran diri dari TNI. Hoessin meninggal pada hari Kamis, 22 Mei 1997. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Satria Negara, Muara Bungo.

3. H Abdullah Somad

H.Abdullah Somad yang berada di Skip, H.Abdullah Somad juga merupakan seorang pejuang ketika Indonesia di jajah oleh Belanda dan Jepang.

4. H Soeib

H. Soeib merupakan salah satu tokoh pejuang Kabupaten Bungo yang lahir pada tahun 1870 di Desa Lubuk Landai. Soeib merupakan panglima Laskar Jihad Fisabilillah  naik haji pada tahun 1925. Beliau mempunyai empat orang istri yaitu Hj. Rainah Lubuk Landai, Hj. Jihan Lubuk Landai, Hj. Ramlah Lubuk Landai, Hj. Rahmah Teluk Pandak.

Sepak terjang dari H Soeib di mulai ketika terjadinya perang di wilayah Lubuk Landai atau yang di kenal dengan Perang Sabil yang terjadi pada tahum 1906 dengan di bawah komandanya abang Soeib dengan menghadang para serdadu Belanda  kemudian terjadilah perang antara Laskar Jihad Fisabillillah dan rakyat Lubuk Landai denga serdadu Belanda. (arm)

Penulis: Arya Abisatya
Editor: Arya Abisatya