JAKARTA, bungopos.com - Jauh sebelum Indonesia merdeka, Hadratusyaikh KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri di bawah bimbingan Syaikona Kholil Bangkalan dan para wali-wali lainnya, mulai melakukan gerakan taswirul afkar. Gerakan ini adalah gerakan pemikiran, kajian, pencarian solusi kehidupan. Kemudian, gerakan nahdlatut tujjar atau gerakan ekonomi yang membangkitkan kemampuan dan kapasitas ekonomi rakyat. Lalu yang terakhir adalah gerakan Nahdlatul Wathon (gerakan kebangsaan). Ketiga gerakan ini pada akhirnya membawa bangsa ini merdeka. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar saat launching Gerbang Emas Nusantara di Provinsi Jawa Tengah.
“Spirit tiga pilar tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjuangan, pendidikan, sosial budaya, ekonomi, tradisi, etos dan peradaban manuasia yang semuanya terangkai dalam satu gerakan yang utuh,” imbuh Gus Imin.
Menurut Gus Imin, politik sebagai rangkaian dari pijakan semua gerakan itu mempercepat dan memperlancar. Jadi politik adalah jembatan yang memperlancar seluruh gerakan-gerakan itu.
“Bahkan Hadratusyaikh KH Hasyim Asy’ari mengawali dari gerakan pesantren pemikiran dan kajian lalu berkembang menjadi kekuatan umat dan masyarakat bahkan dimulai dengan gerakan politik,” ucapnya.
Disebutkannya, gerakan politik adalah langkah cepat untuk meraih seluruh rangkaian itu secara simultan. Oleh karena itu, katanya, kalau PKB diberi amanat rakyat dan menang, maka seluruh rangkaian itu akan dipercepat pelaksanaannya.
Diakui Gus Muhaimin dari zaman ke zaman, dari era ke era, perjuangan ekonomi mengalami tantangan yang tidak mudah. Hal ini dikarenakan seluruh rangkaian itu menyerahkan sepenuhnya kepada hukum pasar, hukum alam yang tidak pernah adil.
“Hukum pasar memang sunatullah yang diciptakan tumbuh berkembang tanpa ada yang mengaturnya sehingga selalu saja hukum yang berkembang yang kuat yang selalu makan yang lemah. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin, itu fakta sosial politiknya,” lanjut Gus Imin.
Bagaimana agar itu tidak terjadi, tegas Gus Imin, maka lahirlah apa yang disebut pemerintahan dan negara. Menurutnya, negaralah yang hadir dan muncul membawa keadilan dan kesempatan yang sama sekaligus tugas utamanya adalah menolong dan membangkitkan yang lemah agar bisa berdiri sejajar dan memiliki kesempatan yang sama dengan yang kuat. “Oleh karena itu, wajib hukumnya berpolitik agar agar kita bisa menolong yang lemah untuk memberikan kesempatan yang seluas-luasnya,” tegasnya. (arm)