Rahasia Panjang Umur Negeri Sakura: Hampir 100 Ribu Warganya Berusia di Atas 100 Tahun

DI TENGAH hiruk-pikuk kehidupan modern dengan ritme kerja yang cepat, Jepang kembali menorehkan catatan unik. Kementerian Kesehatan Jepang pada September ini mengungkapkan bahwa jumlah penduduk berusia lebih dari 100 tahun mencapai 99.763 orang. Angka yang mendekati seratus ribu jiwa ini bukan sekadar statistik, melainkan potret ketahanan hidup sebuah bangsa.

Menariknya, dari jumlah tersebut, perempuan mendominasi dengan porsi yang luar biasa besar: 88 persen atau sebanyak 87.784 orang. Sementara itu, pria yang berusia seabad mencapai 11.979 orang. Fakta ini seolah mempertegas fenomena yang sudah lama diketahui: perempuan Jepang lebih berumur panjang dibandingkan laki-laki.

Menteri Kesehatan Jepang, Takamaro Fukoka, secara khusus menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh warga lanjut usia yang telah melewati satu abad kehidupan. Dalam pesannya, ia menyampaikan “rasa terima kasih atas kontribusi mereka selama bertahun-tahun terhadap pembangunan masyarakat.” Ucapan sederhana namun penuh makna itu menjadi bentuk penghargaan negara kepada generasi yang telah berjuang dan mengabdi dalam perjalanan panjang Jepang modern.

Lantas, apa yang membuat warga Jepang mampu menikmati usia panjang hingga melewati satu abad? Para ahli kesehatan menilai, salah satu faktor kunci adalah pola makan tradisional Jepang. Hidangan sehari-hari yang rendah daging merah, namun kaya ikan, sayuran, serta produk kedelai seperti tahu dan miso, dianggap sebagai kunci keseimbangan gizi. Kombinasi tersebut tidak hanya menyehatkan jantung, tetapi juga menjaga tubuh tetap bugar di usia senja.

Kebiasaan hidup aktif masyarakat Jepang juga tak bisa dipisahkan dari rahasia umur panjang mereka. Dari berjalan kaki ke pasar hingga merawat kebun kecil di halaman rumah, aktivitas sederhana menjadi bagian dari rutinitas harian. Di sisi lain, budaya sosial yang menghargai kebersamaan turut memberikan dukungan mental dan emosional bagi para lansia.

Fenomena hampir 100 ribu centenarian ini menegaskan bahwa umur panjang bukan semata keberuntungan, melainkan hasil gaya hidup, pola makan, serta lingkungan sosial yang mendukung. Jepang, dengan segala tradisinya, telah memberikan pelajaran berharga: bahwa sehat dan berumur panjang bisa diraih melalui keseimbangan hidup.

Kini, di negeri sakura, keberadaan para lansia berusia seratus tahun lebih bukan lagi hal langka. Mereka menjadi bukti hidup bahwa usia hanyalah angka, sementara semangat dan kontribusi bisa tetap menyala—meski rambut telah memutih dan langkah tak lagi secepat dahulu. (***)