BERAK DARAH : ruang konsultasi berobat untuk berat darah
JAMBI, bungopos.com - Banyak orang panik ketika melihat darah di kloset setelah buang air besar. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut hematokezia—keluarnya darah segar atau merah marun melalui rektum. Perlu dibedakan dengan melena, yaitu feses berwarna hitam pekat seperti aspal yang biasanya berasal dari perdarahan saluran cerna bagian atas.
Meskipun kerap dianggap “sekadar wasir”, berak darah bisa menjadi tanda dari masalah serius, mulai dari peradangan usus hingga kanker kolorektal.
Faktor infeksi juga berperan penting. Amebiasis oleh Entamoeba histolytica menimbulkan kolitis berdarah. Disentri basiler akibat Shigella menyebabkan diare berdarah akut. Infeksi bakteri lain seperti Salmonella atau Campylobacter dapat memicu kolitis hemoragik. Infeksi parasit cacing tambang mengakibatkan perdarahan kronis mikro yang memicu anemia. Penyebab infeksius ini umum di negara berkembang dengan sanitasi kurang baik.
Ada sejumlah obat berak darah ini yakni :
Herbal pendukung dalam penanganan berak darah memiliki peran sebagai terapi komplementer yang dapat membantu mengurangi gejala, mempercepat pemulihan, serta meningkatkan kualitas hidup pasien. Walaupun tidak menggantikan terapi medis utama, penggunaan herbal yang tepat dapat memberikan efek sinergis, terutama dalam mengurangi inflamasi, memperbaiki kesehatan pembuluh darah, dan menjaga konsistensi feses.
Psyllium husk berasal dari biji Plantago ovata yang kaya akan serat larut air. Mekanisme kerjanya adalah menyerap air di lumen usus, membentuk massa gel yang melunakkan feses dan mempermudah proses defekasi tanpa menimbulkan iritasi pada mukosa rektum. Dosis yang umum digunakan adalah 5–10 gram dicampur air hangat, 1–2 kali sehari, dengan hidrasi yang cukup untuk mencegah obstruksi usus. Efek samping yang mungkin adalah kembung atau kram perut pada awal penggunaan.
Flavonoid alami banyak ditemukan pada buah-buahan berpigmen seperti blueberry, anggur merah, dan jeruk. Golongan senyawa ini bekerja dengan menghambat oksidasi lipid membran sel, menstabilkan dinding kapiler, dan menekan pelepasan mediator inflamasi seperti prostaglandin. Konsumsi rutin buah berpigmen atau suplemen flavonoid (misalnya quercetin 500–1000 mg/hari) dapat membantu mengurangi inflamasi vaskular pada hemoroid dan mempercepat regresi edema jaringan. Efek sampingnya minimal, namun pada individu sensitif dapat menyebabkan reaksi alergi ringan.
Daun ungu (Graptophyllum pictum) digunakan secara tradisional dioleskan atau dikompres pada area perianal. Senyawa fitokimia seperti alkaloid, flavonoid, dan tanin memberikan efek antiinflamasi lokal, mengurangi nyeri, serta membantu proses epitelisasi luka. Aplikasinya biasanya dilakukan 2–3 kali sehari pada area yang telah dibersihkan.
Lidah buaya (Aloe vera) memiliki gel kaya polisakarida (acemannan) yang bersifat antiinflamasi dan menenangkan jaringan. Penggunaan topikal pada hemoroid atau fisura ani dapat mengurangi sensasi panas, nyeri, dan bengkak. Efeknya berasal dari kemampuannya menghambat jalur cyclooxygenase-2 (COX-2) serta mempercepat regenerasi epitel.
Kunyit (Curcuma longa) mengandung kurkumin, senyawa polifenol dengan sifat antiinflamasi sistemik, antioksidan, dan modulasi imun. Kurkumin menghambat jalur NF-κB, menurunkan ekspresi sitokin proinflamasi, dan melindungi jaringan dari kerusakan oksidatif. Dosis suplemen yang lazim adalah 500–1000 mg kurkumin per hari (setara 2–3 gram bubuk kunyit), sebaiknya dikonsumsi bersama piperin (ekstrak lada hitam) untuk meningkatkan bioavailabilitas. Efek samping jarang, tetapi penggunaan dosis tinggi dapat menyebabkan dispepsia atau diare. (***)
Alamat: Graha Pena Jambi Ekspres,
Jl. Kapt. Pattimura No. 35 KM. 08
Kenali Besar, Kec. Alam Barajo, Kota Jambi
E-Mail: bungoposonline@gmail.com