M Aqil Zhafran

Bencana Banjir Dalam Pandangan Islam dan Saint

Posted on 2025-03-16 19:19:52 dibaca 235 kali

Oleh : M Aqil Zhafran


BANJIR merupakan fenomena alam yang menghantam Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah selama Ramadhan ini. Banjir menggenangi rumah-rumah warga mulai dari kabupaten Bungo, Tebo, Batanghari, Sarolangun hingga Kota Jambi sendiri. 

Musibah banjir ini membawa dampak kepada kerugian materi maupun non materi. Banyak pengungsi yang tidur-tidur di tenda-tenda darurat di tepi jalan lintas Jambi - Muara Bungo. Itu merupakan fenomena yang cukup menggetirkan hati. Ya untung memang tidak dapat dicari, malang tidak dapat ditolak. Fenomena alam yang terjadi ini mau tidak mau harus diterima dengan lapang dada dan sabar. 

Jika menilik dari beberapa literatur, bencana banjir ini bisa dilihat dari berbagai sudut pandang. Diantaranya, sudut pandang agama dan sudut pandang ilmu pengetahuan. Dalam pandangan ilmu pengetahuan, banjir ini bisa terjadi karena  terjadinya luapan sungai batanghari. Luapan sungai terjadi dikarenakan debet air hujan yang berlebih. Debet air hujan yang tak tertampung ini bisa jadi disebabkan proses sedimentasi sungai Batanghari atau kurangnya penghijauan di area hulu sungai. Sehingga terjadi penyempitan sungai yang membuat air hujan tidak tertampung. 

Dalam dunia saint juga dibutuhkan beberapa langkah untuk pencegahan banjir ini. 
Pertama, membersihkan secara rutin tempat pembuangan air/got: dengan membersihkan pembuangan air/got secara rutin dapat mengurangi dampak banjir karena saluran air akan lancar apabila tidak ada yang menghembat pembuangan air seperti sampah.
Kedua, menanam pohon: seperti yang diketahui pohon merupakan tumbuhan yang dapat menyerap air dari tanah sehingga dengan menanam pohon dapat berpengaruh dalam mengurangi dampak banjir.
Ketiga, membudayakan disetiap lingkungan agar tetap menjaga kebersihan seperti membuang sampah pada tempatnya: dengan adanya partisipasi aktif dalam membudayakan kebersihan lingkungan maka dapat mengurangi resiko banjir.

Dalam pandangan Islam sendiri, menjaga alam dan lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab mahluk yang berakal dimuka bumi ini yaitu manusia.


Allah SWT berfirman dalam QS. Al-A’raf ayat 56:


وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ

Artinya:

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.


Didalam Ayat ini mengajarkan bahwasannya manusia tidak boleh melakukan perusakan terhadap lingkungan, termasuk dengan membuang sampah sembarangan yang dapat menyebabkan banjir. Maka dari itu, menjaga kebersihan, merawat alam, dan menerapkan langkah-langkah pencegahan banjir adalah bagian dari upaya menjalankan perintah Allah SWT dan menjaga keseimbangan alam. Semoga kita bisa melakukan berbagai perbaikan didunia ini sebagai benih-benih kebajikan. 

(Penulis adalah Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Darussalam Gontor)

Penulis: M Aqil Zhafran
Editor: arya abisatya
Copyright 2023 Bungopos.com

Alamat: Graha Pena Jambi Ekspres,
Jl. Kapt. Pattimura No. 35 KM. 08
Kenali Besar, Kec. Alam Barajo, Kota Jambi

Telpon: -

E-Mail: bungoposonline@gmail.com