LPDP
JAKARTA, bungopos.com- Pemerintah telah menyalurkan anggaran bea siswa melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) hingga Rp139 triliun saat ini atau meningkat signifikan dibandingkan 2015 yang hanya sebesar Rp15 triliun.
Hal ini disampaikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Ada satu syarat dan pesan yang diberikan Jokowi kepada para penerima bea siswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), agar memanfaatkan ilmunya dengan baik dan pulang ke Tanah Air setelah masa studi selesai.
“Yang paling penting saya titip pulang, pulang, pulang meskipun gaji di sini mungkin lebih rendah sedikit, tetapi tetap pulang,” kata Presiden Jokowi dalam LPDP Fest di Jakarta, Kamis.
Dalam sambutannya pada acara yang dihadiri para penerima LPDP itu, Jokowi berkali-kali menyampaikan pesan agar penerima bantuan anggaran dari dana abadi pendidikan itu pulang dan berkontribusi dalam pembangunan di Indonesia.
Para penerima LPDP, kata Jokowi, merupakan sumber daya manusia (SDM) dibutuhkan negara untuk menghadapi tantangan pembangunan.
“Meskipun mungkin fasilitas enak di negara lain, tetap pulang karena negara kita saat ini sangat membutuhkan anak-anak muda yang memiliki pemikiran, yang memiliki visi ke depan yang lebih baik, dan kita memang kurang SDM yang seperti itu,” ujarnya.
“Punya uang banyak (uang negara) masukkan ke LPDP, hanya SDM ini kita bisa bersaing atau tidak dengan negara lain. Kuncinya memang di sini,” ujar Jokowi.
Selain itu, Jokowi mengatakan generasi muda akan sangat menentukan posisi Indonesia pada 13 tahun ke depan yang merupakan masa-masa penting menentukan keberhasilan Tanah Air menjadi menjadi negara maju atau tidak.
“Indonesia bisa menjadi lima besar negara dengan GDP (Produk Domestik Bruto) tertinggi di dunia, dan itu berada di tangan saudara-saudara semuanya,” kata Presiden Jokowi dalam LPDP Fest di Jakarta, Kamis malam.
“Saya ulang. Itu berada di tangan generasi muda, berada di tangan saudara-saudara semua,” ucapnya menambahkan.
Jokowi menuturkan berbagai lembaga ekonomi internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia (World Bank), hingga OECD menyampaikan kepada dirinya bahwa Indonesia berpeluang menjadi satu dari lima negara dengan Produk Domestik Bruto tertinggi di dunia.
Menurutnya, dalam 13 tahun ke depan merupakan masa-masa menentukan apakah Indonesia bisa melompat menjadi negara maju atau tidak.
Jokowi juga mewanti-wanti bahwa sudah banyak negara di dunia, sejak dekade 1950, 1960, dan 1970 yang hingga saat ini mengalami posisi stagnan sebagai negara berkembang. Hal tersebut terjadi karena negara-negara tersebut tidak bisa memanfaatkan potensi untuk melompat menjadi negara maju.
“Kita dalam 13 tahun ini berarti kurang sampe 2038 diberikan peluang itu. Untuk bisa masuk jadi negara maju. Bisa atau tidak ya tergantung kita sendiri, tetapi menurut saya kepemimpinan di 2024, di 2029, dan di 2034 menjadi akan sangat menentukan,” ujarnya.
Karena itu Jokowi mengajak generasi muda untuk berhati-hati dalam memilih pemimpin dalam Pemilu 2024. Meski demikian, dia juga menegaskan bahwa kedaulatan sepenuhnya ada di tangan rakyat.
“Kepemimpinan nasional sangat penting sekali untuk bisa kita menatap maju atau tidak maju. Hati-hati di 2024 dalam memilih pemimpin. Tapi kedaulatan ada di tangan rakyat,” kata Jokowi. (*)
Alamat: Graha Pena Jambi Ekspres,
Jl. Kapt. Pattimura No. 35 KM. 08
Kenali Besar, Kec. Alam Barajo, Kota Jambi
E-Mail: bungoposonline@gmail.com