MUARA BUNGO, bungopos.com — Sebuah langkah kolaboratif yang sarat makna kembali terwujud di Kabupaten Bungo. Selasa (21/10/25), Lapas Kelas II B Muara Bungo menjadi saksi penting terjalinnya sinergi antara Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Jambi dan Pemerintah Kabupaten Bungo.
Hadir langsung dalam acara tersebut, Wakil Bupati Bungo yang juga Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Bungo, Tri Wahyu Hidayat, menandatangani nota kesepakatan bersama Kepala Kanwil Ditjen Pemasyarakatan Jambi, Hidayat, A.Md.IP., S.H., M.M., disaksikan unsur Forkopimda dan jajaran kepala OPD.
Bagi Tri Wahyu, kerja sama ini bukan sekadar formalitas, tetapi wujud nyata komitmen pemerintah daerah dalam membangun sistem pembinaan dan rehabilitasi yang lebih manusiawi.
“Alhamdulillah, hari ini kami bersama Kanwil Ditjen Pemasyarakatan Jambi melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman dengan Pemkab Bungo. Semoga kerja sama ini semakin memperkuat pembinaan bagi warga binaan di Lapas Bungo,” ujar Tri Wahyu dengan nada optimistis.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Tri Wahyu juga menyerahkan tiga unit televisi untuk mendukung kegiatan pembinaan di dalam Lapas. Televisi ini bukan sekadar alat hiburan, melainkan jendela informasi dan edukasi bagi warga binaan—sebuah simbol kecil dari semangat besar untuk memperbaiki diri.
Langkah ini menjadi bagian dari implementasi kerja sama antara BNK Bungo dan Lapas Bungo dalam program rehabilitasi bagi pecandu narkoba. Wabup Tri Wahyu menegaskan, program tersebut telah berjalan baik dengan dukungan konselor dari BNK.
> “Program rehabilitasi ini sudah berjalan dengan baik. Konselor yang menangani pasien di Lapas merupakan tenaga dari BNK,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Lapas Kelas II B Muara Bungo, Muhammad Kameily, menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kesepahaman yang telah dibangun sebelumnya. Setelah penandatanganan MoU, juga dilakukan perjanjian kerja sama antara Lapas Bungo dan sejumlah OPD untuk memperkuat pembinaan serta pemberdayaan warga binaan.
> “Kami ingin agar sinergi ini bukan hanya di atas kertas, tetapi benar-benar memberi manfaat bagi warga binaan agar siap kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Kolaborasi lintas lembaga ini menjadi angin segar bagi pembinaan di Lapas Bungo. Dengan dukungan pemerintah daerah, BNK, dan Ditjenpas Jambi, upaya rehabilitasi dan pemberdayaan warga binaan kini memasuki babak baru—lebih terarah, lebih manusiawi, dan lebih berdaya guna.
Dari balik jeruji besi, semangat untuk berubah kini menemukan pijakannya. Harapan baru tumbuh, seiring langkah-langkah kecil yang membawa makna besar: membangun manusia yang lebih baik, dari Bungo untuk Indonesia. (aca)